Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Mengapa Pemerintah Tahan Dana Pengamanan Pemilu?

Kompas.com - 29/01/2014, 15:40 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Herman Herry, mencurigai pemerintah memiliki skenario buruk karena tak kunjung mencairkan dana pengamanan Pemilu 2014 untuk Polri. Herman merasa penundaan pencairan dana itu sengaja dilakukan untuk menghancurkan citra Polri setelah gagal mengamankan Pemilu 2014 karena tak memiliki anggaran yang cukup.

Herman menjelaskan, sampai saat ini, pembahasan pengamanan pemilu dengan Polri masih berkutat mengenai anggaran yang diperlukan. Kucuran dana Rp 1 triliun untuk Polri mengamankan pemilu dianggap masih jauh dari yang dibutuhkan.

"Jadi seolah-olah mau melempar jadi tanggung jawab Polri saja, padahal (pengamanan pemilu) ini tanggung jawab bangsa," kata Herman dalam rapat kerja Komisi III DPR bersama Kapolri di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (29/1/2014).

Ia melanjutkan, kecurigaan berawal dari minimnya respons pemerintah dalam menyediakan anggaran memadai untuk Polri mengamankan pemilu. Ia menyebutkan, DPR telah enam kali mengirim surat untuk meminta penjelasan pemerintah, tetapi tak ada satu pun penjelasan yang diberikan. Dengan alasan tersebut, Herman mengusulkan agar Polri mengambil terobosan untuk menyiasati semua kendala yang ada. Ia mendorong agar Polri memangkas mata anggaran yang tidak terlalu urgen demi menambah anggaran pengamanan pemilu nanti.

"Potong anggaran hal-hal yang tidak urgen, tidak ada rotan, akar pun jadi," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi III dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo juga menyampaikan hal yang sama. Ia curiga ada pihak yang sengaja ingin menciptakan kisruh dalam pemilu tahun ini.

"Saya kira kecurigaannya adalah adanya skenario dari pihak yang ingin membuat khaos di Pemilu 2014," tandasnya.

Seperti diberitakan, Polri mengajukan anggaran Rp 3,59 triliun untuk pengamanan seluruh tahapan pemilu, mulai dari pemilu legislatif hingga pemilu presiden putaran kedua. Akan tetapi, pemerintah baru mencairkan dana pengamanan pemilu sebesar Rp 1 triliun. Untuk pengamanan pileg, Polri memerlukan anggaran Rp 1,28 triliun. Adapun untuk pengamanan pilpres hingga putaran kedua, Polri memerlukan anggaran sebesar Rp 1,146 triliun. Sisanya, anggaran tersebut akan digunakan untuk kegiatan operasional lainnya.

Beberapa kegiatan yang menonjol, seperti pemberian BBM dukungan dari Mabes Polri ke Polda hingga ke Polres senilai Rp 597,98 miliar dan pengiriman anggota Brimob Mabes Polri untuk mendukung pengamanan pemilu di kepolisian daerah senilai Rp 75,099 miliar.

Selain itu, Polri juga memerlukan anggaran untuk kegiatan pendukung, seperti rapat koordinasi mulai dari tingkat Mabes Polri hingga kepolisian daerah, koordinasi antarpemangku kepentingan dan pembentukan sentra penegakan hukum terpadu (gakumdu) yang terdiri dari unsur kepolisian, Bawaslu/Panwaslu, dan kejaksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Nasional
Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Nasional
PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

Nasional
6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

Nasional
Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Nasional
Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi 'Online', Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi "Online", Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Nasional
Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Nasional
Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan 'Legacy' Baik Pemberantasan Korupsi

Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan "Legacy" Baik Pemberantasan Korupsi

Nasional
Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Nasional
Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Nasional
Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Nasional
Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Nasional
Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Mayoritas Kelas Bawah hingga Atas Puas Atas Kinerja Jokowi di Bidang Ekonomi

Survei Litbang "Kompas": Mayoritas Kelas Bawah hingga Atas Puas Atas Kinerja Jokowi di Bidang Ekonomi

Nasional
PDN Kominfo Gangguan, Pakar: Ini Krisis Besar, Punya Skenario Penanggulangan?

PDN Kominfo Gangguan, Pakar: Ini Krisis Besar, Punya Skenario Penanggulangan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com