Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2014, 08:05 WIB
Anita Yossihara

Penulis


PUERTO VALLARTA, KOMPAS.com — Setelah dua periode memilih jadi pihak oposisi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ingin kembali masuk ke pemerintahan melalui Pemilu 2014.

Keinginan itu menjadi pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam menentukan calon presiden (capres) yang akan diusung sehingga dapat memenangi pemilihan umum legislatif sekaligus pemilu presiden.

Hal itu disampaikan politikus senior PDI-P, Pramono Anung Wibowo, kepada wartawan Kompas, Anita Yossihara, di sela-sela rapat tahunan Forum Parlemen Asia Pasifik di Puerto Vallarta, Meksiko, Senin (13/1/2014).

Menurut Pramono, PDI-P mengambil banyak pelajaran selama dua periode menjadi pihak oposisi. Meski menginginkan kembali duduk di pemerintahan, PDI-P belum menentukan capres yang akan diusung. Padahal, salah satu kader PDI-P, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, digadang-gadang menjadi capres.

Banyak kalangan menginginkan Jokowi, panggilan Joko Widodo, maju dalam Pemilu Presiden 2014. Hal itu terlihat dari hasil survei sejumlah lembaga yang menunjukkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas Jokowi terus melejit.

PDI-P, menurut Pramono, memahami banyaknya masyarakat yang mendorong agar Jokowi diajukan menjadi capres.

”Bukannya kami tidak tahu (elektabilitas Jokowi meroket), kami bahkan sangat memahami karena kami sendiri melakukan survei. Kami juga membaca semua survei yang ada dan kami melihat permintaan masyarakat jelas terlihat,” tuturnya.

Meski demikian, PDI-P memiliki aturan main serta sistem sendiri dalam menentukan capres-cawapres yang akan diusung. Kongres Bali mengamanatkan penetapan capres-cawapres menjadi kewenangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Namun, hingga saat ini, Megawati belum memutuskan siapa yang akan diusung PDI-P.

Terkait masalah nama capres, sebenarnya Megawati sudah beberapa kali berdiskusi dengan para politikus senior PDI-P. Pendapat politikus senior juga dijadikan masukan untuk menentukan capres selain hasil survei sejumlah lembaga survei.

Pramono tidak bersedia menyampaikan nama-nama bakal capres yang sudah didiskusikan bersama Megawati. ”Hal yang penting prinsipnya PDI-P ingin menang pemilu legislatif dan pemilu presiden. Soal siapa nama capresnya, tunggu saja keputusan Ketua Umum,” ujar mantan Sekjen PDI-P ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Nasional
RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

Nasional
Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Nasional
Putusan MA Dianggap 'Deal' Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Putusan MA Dianggap "Deal" Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Nasional
Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Nasional
Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Nasional
Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Nasional
Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Nasional
37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

Nasional
Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Nasional
7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

Nasional
Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com