Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2014, 07:01 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, bagi Gita Wirjawan adalah tantangan serius untuk dapat memenangkannya. Kemenangan itu adalah jalan untuk keseriusannya juga ingin menjadi Presiden Indonesia. Dia pun mengaku punya mimpi tentang pemerintahan yang akan dibentuk.

"Konsep saya, kabinet jangan diisi orang partai politik. Harus teknokrat, profesional, sulit rasanya kalau kita ambil dari partai politik," kata Gita, saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, di Jakarta, Kamis (9/1/2014).

Gita menjelaskan, ambisinya membangun sebuah kabinet yang bersih dari orang-orang partai adalah untuk memaksimalkan kinerja. Menurut dia, gerak langkah kabinet akan lambat dan terganggu bila terdapat orang partai di dalamnya.

Mewujudkan semua ide dan keinginannya itu, Gita mengaku akan berjuang habis-habisan. Dia pun mengaku siap menanggung risiko kalah justru karena ide membangun kabinet tanpa politisi itu.

Menurut Gita, seorang pemimpin siapa pun itu harus dikelilingi pembantu yang profesional. Dia berkeyakinan apapun kendala untuk mewujudkan ide dan keinginannya ini, terobosan yang dia buat akan bisa dipahami masyarakat.

"Kalau saya sebagai rakyat, saya enggak mau (kabinet diisi unsur parpol), rakyat itu sekarang enggak percaya sama pejabat. Jadi jangan sampai menteri masih ngurusin umbul-umbul atau katering (untuk acara partainya)," ujar Gita.

Menteri Perdagangan ini sangat yakin mampu mewujudkan mimpinya. Di saat pemerintahan tersandera karena koalisi dan harus bagi-bagi posisi menteri, Gita berpendapat gagasannya adalah terobosan yang bisa "dijual" saat akan berkoalisi.

"Saya rasa saya bisa memengaruhi keputusan kabinet kalau saya menang konvensi dan menang di 9 Juli (Pilpres). Saya percaya, kalau ini dinyanyikan, rakyat akan suka. Tinggal penyanyinya saja, suaranya merdu atau enggak?" ujar dia.

Sudah dijajal di PBSI

Gita mengaku sudah menerapkan gagasan soal kabinet tanpa politisi ini dalam kepengurusan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Tujuh bulan menjadi ketua organisasi tersebut, dia mengklaim telah memperbaiki manajemen dan mengantar pencapaian sederet prestasi dari cabang olah raga itu.

Saat di PBSI, Gita mengatakan langkah pertama yang dia lakukan adalah membersihkan struktur organisasi tersebut dari "orang partai". Berikutnya, dia bersihkan pula kepengurusan dari orang-orang yang menurut dia berpotensi menyandera atau bahkan menghambat laju prestasi tim bulu tangkis Indonesia.

Pada masa kepengurusannya, sebut Gita, sederet prestasi yang sudah dicapai antara lain gelar di All England 2013, penampilan memuaskan di Piala Sudirman dan Sea Games 2013, serta p gelar juara di Kejuaraan Dunia 2013, di Guangzhou, China.

Bagi Gita, bersih-bersih orang politik dari suatu struktur kepengurusan terbukti mampu melahirkan prestasi dengan lebih mudah dan nyata.  "Kalau diberikan kesempatan memimpin, saya akan melakukan hal yang sama dengan PBSI. Saya akan lakukan itu, enggak ada basa-basi," tegas dia.

Sebelumnya, Gita menyatakan, proporsi dan kinerja di dalam kabinet cukup terganggu karena banyak diisi figur dari partai politik. Pendapat tersebut berkaca pada pengalamannya saat bergabung dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu jilid II sebagai Menteri Perdagangan.

Gita menuturkan, gangguan itu nampak dari sulitnya menjalin komunikasi antarkementerian. Semua menjadi semakin rumit saat seorang menteri dari partai politik tertentu lebih sibuk mengurus persoalan partai politiknya ketimbang jabatan sebagai pembantu presiden.

Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu berpendapat, komunikasi antarkementerian akan lebih nyambung ketika seluruh jabatan menteri dijabat oleh teknokrat alias figur-figur profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com