"Kalau kita perhatikan, koalisi ini hasilkan pemerintah yang tidak solid. Koalisi sekarang tidak membantu kabinet pemerintahan," ujar Hayono di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Dia menuturkan, pemilihan menteri lebih didasarkan pada kontrak politik parpol koalisi. Seorang politisi yang gagal pada Pemilu Legislatif dapat menjadi anggota kabinet menteri.
Pernyataan Hayono ini secara tidak langsung merujuk pada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono yang merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Agung yang sempat menjadi Ketua DPR gagal terpilih kembali dalam pileg. Namun, Presiden SBY mengangkatnya sebagai menteri setelah Golkar bergabung menjadi partai koalisi.
Berkaca dari hal ini, Hayono menyatakan tak akan mau membuat kontrak politik dengan partai koalisi jika terpilih sebagai Presiden nanti. "Kontrak politik cenderung mudah dilanggar. Saya lebih mengedepankan koalisi batin," ucap anggota Komisi I DPR ini.
Jika terpilih menjadi presiden, Hayono berjanji akan memilih menteri secara independen. Para menteri itu, katanya, diambil dari anggota DPR sehingga akan ada regenerasi kepemimpinan. "Jadi posisi yang ditinggalkan menteri, akan diisi orang lainnya. Maka terjadi regenerasi," imbuhnya.