Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Kemiskinan Tetap Jadi Tantangan Pasca-2015

Kompas.com - 20/12/2013, 19:42 WIB
Sandro Gatra

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kemiskinan dan kesenjangan tetap menjadi tantangan utama dunia pasca-2015. Untuk mengatasi masalah itu di dalam negeri, menurut Presiden, program perlindungan sosial harus makin digalakkan.

Hal itu disampaikan Presiden dalam orasi ilmiahnya saat Dies Natalis Ke-50 Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, Jumat (20/12/2013). Orasi ilmiah itu berjudul "Pengarusutamaan Pertanian untuk Pembangunan Berkelanjutan".

Presiden menjelaskan, diperkirakan pada tahun 2015 akan ada 1,2 miliar orang termiskin di dunia yang hanya bisa mengonsumsi 1 persen barang dan jasa hasil produksi dunia setiap tahunnya. Di sisi lain, 1 miliar orang terkaya mengonsumsi 72 persen barang dan jasa.

Namun, kata Presiden, pada saat yang sama muncul peluang dengan meningkatnya kemajuan kesejahteraan. Dua miliar orang akan menjadi bagian dari kelas menengah, dan 3 miliar lainnya akan menyusul pada tahun 2030.

Dalam orasinya, Presiden menekankan pentingnya program MDG's (Millenium Development Goals). Sejak diluncurkan, secara global telah terjadi peningkatan taraf hidup manusia. Jumlah orang dengan kemiskinan ekstrem, atau mereka yang hidup di bawah 1 dollar AS per hari di dunia, berkurang 0,5 miliar.

Selain itu, lanjut Presiden, tiga juta nyawa balita terselamatkan dari kematian anak, empat dari lima balita di dunia mendapat vaksinasi, serta kematian karena malaria berkurang seperempatnya.

Di samping itu, kontak dengan HIV kini sudah bisa disembuhkan dan 590 juta anak di negara berkembang mendapat pendidikan dasar, kata Presiden.

Ke depan, peranan sektor pertanian untuk tercapainya target pembangunan MDG's maupun Post-MDGs 2015 sangat besar. Pembangunan sektor pertanian diyakini dapat menghapus kemiskinan ekstrem dan kelaparan.

"Hampir kebanyakan mereka yang tinggal di perdesaan bekerja dan sangat menggantungkan hidupnya atas hasil pertanian, perikanan dan perkebunan. Produktivitas dan profitabilitas sektor ini berkorelasi langsung dan positif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat perdesaan," kata Presiden.

Selain itu, jika Agenda Pembangunan Pasca-2015 dijalankan, kata Presiden, diperkirakan sejumlah dampak positif pembangunan dunia akan dicapai pada tahun 2030. Misalnya, sebanyak 1,2 milyar orang dapat bebas dari kemiskinan ekstrem dan kelaparan. Seratus juta balita terselamatkan dari kematian anak, serta 4,4 juta perempuan terselamatkan dari kematian akibat kurang gizi saat hamil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com