Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Klaim Belum Pikirkan Capres

Kompas.com - 02/12/2013, 22:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menampik kabar yang menyebut bahwa partainya melirik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai kandidat calon presiden. Surya mengaku saat ini partainya masih baru sehingga belum memikirkan calon presiden dan wakil presiden.

"Nasdem ini partai baru. Kita tahu malu dan tahu diri. Kita belum memikirkan calon presiden sekarang," kata Surya di sela-sela Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem di Jakarta, Senin (2/12/2013).

Surya menilai, sikap tahu malu dan tahu diri harus diterapkan karena merupakan akar budaya Indonesia. Budaya tersebut dinilai sulit ditemukan sekarang ini. "Sekarang budaya malu ini sudah jadi luxury (kemewahan). Ini misi dan tugas untuk siapa pun yang punya positioning. Ini pesan moralnya," lanjut Surya.

Oleh karena itu, Partai Nasdem memutuskan fokus pada pemilu legislatif. Hal tersebut dinilai lebih penting ketimbang mengurusi pencalonan capres dan cawapres. "Nanti kalau pileg lancar, kita menang, maka kita bisa memikirkan ke arah sana (capres dan cawapres). Tapi kalau hasilnya tidak maksimal, ya sudah kita duduk saja. Kita dukung capres dari partai lain," ujar dia.

Sebelumnya Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Nasdem dari Sulawesi Selatan mendukung JK untuk maju sebagai capres. JK pun mengaku merasa terhormat dan berterima kasih kepada Nasdem.

"Bagi saya ini (digadang sebagai calon presiden Nasdem) kehormatan, dan terima kasih," kata Kalla sebelum menjadi pembicara di Rakernas Nasdem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com