Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Urbaningrum Tantang Ruhut dan Sutan Buktikan Ucapannya

Kompas.com - 08/11/2013, 18:03 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menantang dua politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul dan Sutan Bhatoegana, untuk membuktikan ucapannya mengenai adanya praktik bagi-bagi uang yang dilakukan tim pemenangannya dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Anas mengaku tak mengetahui bahwa dalam kongres tersebut ada praktik ilegal seperti yang dituduhkan Ruhut dan Sutan.

Anas menjelaskan, dalam Kongres tersebut dirinya menjadi salah satu kandidat Ketum Partai Demokrat. Ia merasa hanya sibuk mengupayakan kemenangannya tanpa terlibat langsung pada urusan lain yang sifatnya lebih teknis.

"Tinggal dibuktikan saja betul atau tidak. Tapi saya yakin yang memilih saya karena paham betul dengan visi saya, tidak ada yang memilih saya karena dibeli," kata Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (8/11/2013).

Sebelumnya, Ruhut Sitompul mengatakan bahwa Kongres Partai Demokrat 2010 diwarnai proses transaksional. Dari informasi yang diterimanya, beberapa peserta kongres menerima uang sebesar 3.000 dollar AS.

Secara terpisah, Sutan Bhatoegana juga ikut membenarkan pernyataan Ruhut. Selain bagi-bagi uang, kata Sutan, Muhammad Nazarudin juga membagikan 300 BlackBerry kepada para pendukung Anas untuk digunakan selama kongres berlangsung.

Dalam kongres tersebut, Anas terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat mengalahkan dua kandidat lain, yakni Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie. Anas lalu terseret dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com