Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite Bantah Konvensi Capres Demokrat Meredup

Kompas.com - 01/11/2013, 11:00 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Vera Febyanthy membantah tudingan bahwa hingar bingar Konvensi Capres Demokrat tengah meredup. Menurutnya, kegiatan komite dan peserta konvensi berjalan sesuai rencana dan tidak semua kegiatan perlu dipublikasikan.

"Konvensi meredup? Salah. Justru kita sedang bekerja. Kita sudah merampungkan dan memilih lembaga audit survei, dan itu bukan hal mudah," kata Vera saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Vera menjelaskan, setelah mengenalkan 11 peserta konvensi kepada publik, komite langsung melanjutkan pekerjaan dengan menentukan lembaga yang akan mengaudit lembaga survei konvensi. Selain membentuk tim audit survei, komite juga telah menggelar pertemuan dengan Komisi Penyiaran Indonesia untuk meminta penjelasan mengenai aturan saat peserta konvensi ingin mengiklankan diri di media.

Vera menambahkan, seluruh peserta konvensi juga terus bekerja mensosialisasikan diri ke sejumlah daerah di Indonesia. Sosialisasi itu dilakukan seluruh peserta konvensi selama tidak mengganggu tugas utamanya di suatu jabatan tertentu, khususnya peserta yang saat ini masih menjadi pejabat negara.

"Dalam konvensi ini bintangnya peserta, bukan komite. Seperti Pak Dahlan (Iskan), Gita (Wirjawan), pak Marzuki (Alie), dan pak Anies (Baswedan) semua bekerja, menyosialisasikan dirinya di daerah-daerah," ujarnya.

Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Mercubuana Heri Budianto menilai Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat telah meredup. Menurutnya, redupnya konvensi disebabkan karena citra Partai Demokrat yang anjlok ditambah tak apiknya komite mengemas kegiatan konvensi. Berbagai kasus hukum dan tindak pidana korupsi yang menyeret nama sejumlah politisi Partai Demokrat dinilai telah menghancurkan kepercayaan publik Demokrat.

Konvensi Partai Demokrat secara resmi dimulai pada 15 September 2013 hingga akhir Desember 2013. Di dalam waktu tersebut akan dilakukan berbagai kegiatan, mulai dari pengenalan kandidat, wawancara media, hingga satu kali survei untuk semua kandidat konvensi yang dilakukan oleh tiga lembaga survei.

Di awal Januari sampai April 2014, pelaksanaan konvensi akan memasuki tahap baru. Kegiatan yang dilakukan adalah wawancara mendalam kepada para kandidat yang melibatkan komite dan tokoh lain sebagai pewawancaranya. Di periode itu juga akan digelar debat antarkandidat dan dilakukan lagi survei untuk menentukan hasil akhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com