Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Bantah Demokrat Siapkan Skenario Curang Jelang Pemilu 2014

Kompas.com - 04/10/2013, 08:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie membantah ada skenario curang yang dilakukan partainya menjelang Pemilu 2014. Ia menegaskan, target Partai Demokrat adalah memenangi pemilihan presiden dan mendulang hasil semaksimal mungkin dalam pemilu legislatif dengan cara yang tak melanggar aturan.

"Untuk pilpres, target kita menang, juara satu. Untuk apa pilpres juara dua atau juara tiga karena semuanya tetap saja kalah," kata Marzuki, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (3/10/2013) malam.

Terkait pileg, kata Marzuki, Komisi Pemilihan Umum (KPU) independen di mana komisionernya dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Ia mengatakan, pada Pemilu 2009, partainya masih partai menengah sehingga tak memiliki power untuk menunjuk komisioner yang berpihak pada Demokrat. Pernyataannya ini juga membantah kecurigaan sejumlah pihak bahwa Demokrat menang pada Pemilu 2009 karena curang dan telah menyiapkan skenario tertentu pada 2014. Kecurigaan tersebut dilandasi karena pada Pemilu 2009 dan 2014 Demokrat merupakan partai penguasa.

"Justru partai-partai besar yang menguasai komisionernya (KPU) sehingga kami selalu dalam kesulitan bila berhadapan dengan KPU. Saya merasakan semuanya karena (saat itu) saya Sekjen Demokrat dan Sekretaris Pilpres," ujarnya.

Marzuki mengungkapkan, semua dugaan miring yang tertuju pada Demokrat merupakan bukti bahwa Indonesia masih belajar berdemokrasi. Ia merasa masih banyak pihak yang memandang subyektif, bahkan sinis, sebagai cerminan dari mental yang tak siap kalah.

"Memang kita masih belajar berdemokrasi, sangat tidak siap kalah. Kebanyakan di elite kita ini selalu mengukur baju orang dengan baju di badan, manakala mereka dulu curang, tatkala tidak berkuasa menuduh partai penguasa curang," katanya.

Skenario besar

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, ada sebuah skenario besar yang akan mengupayakan partai berkuasa mendulang hasil positif pada Pemilu 2014. Hal itu berdasarkan kajian pribadi dan informasi yang diterimanya dari intelijen.

"Kami mendengar bocoran dari intelijen, ada skenario, parpol berkuasa seminimal-minimalnya akan dibuat jadi juara dua," kata Hasto, dalam sebuah diskusi politik di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2013).

Hasto mengatakan, informasi yang ia sampaikan akan dipertanggungjawabkan secara pribadi, bukan atas nama partainya. Ia menuntut intelijen membuktikan hal tersebut. Hasto yakin informasi yang diterimanya valid karena sesuai dengan realita yang ada. Contoh terbaru, ia menyinggung langkah KPU yang bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).

Kerja sama Lemsaneg dengan KPU, kata Hasto, wajib dicurigai karena lembaga intelijen itu memiliki garis komando langsung kepada Presiden. Kecurigaannya semakin besar karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat yang saat ini masih berkuasa.

"Tentu kecurigaan publik semakin jadi. Semua harus tahu, pemerintah berkuasa takut kalah, takut putra mahkota yang telah disiapkan kalah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Nasional
Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Nasional
Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Nasional
Tanggapi Survei Litbang 'Kompas', Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Tanggapi Survei Litbang "Kompas", Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Nasional
Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Nasional
Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Nasional
Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Nasional
Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Nasional
Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji 'Ilegal'

Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji "Ilegal"

Nasional
Merespons Survei Litbang 'Kompas', Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Merespons Survei Litbang "Kompas", Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com