Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencegahan Terorisme Lebih Penting daripada Penindakan

Kompas.com - 03/06/2013, 17:13 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, upaya pencegahan tindak pidana terorisme perlu diprioritaskan ke depannya. Pasalnya, sudah terbukti bahwa upaya penindakan tidak menyelesaikan masalah terorisme.

"Meskipun sudah banyak yang ditangkap, nyatanya masih ada orang-orang seperti itu (teroris). Pencegahan lebih penting," kata Djoko melalui pesan singkat, Senin (3/6/2013), menyikapi aksi bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah.

Djoko berharap, berbagai pihak dan institusi yang terkait terlibat dalam upaya deradikalisasi. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, kata Djoko, sudah berusaha melakukan deradikalisasi bersama pihak lain. Hanya saja, tambahnya, perlu waktu dan kesabaran untuk mengubah mereka.

Anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari, berharap BNPT segera menyelesaikan cetak biru strategi nasional penanggulangan terorisme. Dengan demikian, kata dia, ada koordinasi dari semua lembaga terkait dalam pemberantasan terorisme.

"Blue print ini penting untuk mengefektifkan program keseluruhan. Blue print juga akan membantu kesatuan langkah dalam pemberantasan terorisme, misalnya keputusan salah satu lembaga intelijen untuk merekrut bekas teroris tanpa pertimbangan komprehensif. Akibatnya bisa menyebabkan kegagalan operasi penindakan oleh lembaga lain," kata Eva.

"Blue print juga mendesak mengingat ancaman kelompok radikal sudah menjadi ancaman regional Asia-Pacific. Indonesia diharapkan menjadi mediator konflik internal dengan kelompok radikal di beberapa negara. Jika Poso masih menjadi hot spot, Indonesia kehilangan legitimasi di dunia diplomatik, baik regional maupun dunia," pungkas Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com