Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Pintu Gerbang Narkoba

Kompas.com - 26/03/2013, 08:16 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sejumlah daerah di Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia acap dijadikan pintu gerbang masuknya narkotika dan obat-obatan berbahaya. Hal ini karena daerah tersebut dianggap wilayah potensial untuk peredaran baru.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan (Sulsel) Richard Nainggolan mengatakan, peredaran narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) lewat Jakarta dan Bali perlahan-lahan ditinggalkan seiring munculnya daerah yang dianggap potensial baru untuk peredaran narkoba di Tanah Air.

”Dengan lokasi yang strategis, Sulsel jadi sasaran jaringan pengedar narkotika internasional, terutama dari negeri jiran. Aksesnya lewat udara dan laut. Lewat laut, biasanya oleh kurir dari Tarakan atau Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim), ke Pelabuhan Parepare,” ungkapnya, baru-baru ini.

Menurut Richard, selama dua tahun terakhir, pihaknya mencatat penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Sulsel. Sejak 2011, BNN Sulsel menggagalkan enam kasus penyelundupan sabu dan ekstasi asal Malaysia di Bandar Udara (Bandara) Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Parepare. Contohnya, awal Januari lalu, BNN membekuk Wiwin (20), penumpang Kapal Motor Omsini rute Nunukan-Parepare, yang datang dari Sabah, Malaysia, dan membawa 20 paket sabu seberat 500 gram.

Richard mengakui, penyelundupan narkoba melalui Bandara Sultan Hasanuddin cenderung meningkat setelah maskapai penerbangan AirAsia membuka rute Kuala Lumpur-Makassar pada 2011. ”Tak lama setelah penerbangan langsung itu dibuka, Bea dan Cukai Makassar menggagalkan penyelundupan 6 kilogram sabu dari Malaysia oleh warga Hongkong, Ho Ka Che,” tuturnya.

Direktur Narkoba Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel dan Barat Komisaris Besar Bambang Sukardi juga mencatat hal sama. ”Pada November 2012, polisi meringkus tiga tersangka, yakni Asri, Sudirman, dan Suliadi, yang membawa 1,7 kg sabu. Setelah ditelusuri, ketiganya mendapatkan narkotika dari bandar di Malaysia,” ujarnya.

Perbatasan Kaltim

Di Kaltim, jaringan narkoba di Malaysia juga mengincar wilayah darat dan laut perbatasan, selain jalur udara.

Kepala BNN Kota Balikpapan I Ketut Rasna memaparkan, awal tahun lalu, pihaknya menggagalkan penyelundupan sabu 175 gram senilai Rp 400 juta yang dilakukan warga Malaysia, Ling Ting Ting (25), lewat Bandara Sepinggan. Pelaku menyembunyikan sabu di kemaluannya. Tiga bulan kemudian, jajaran Kepolisian Resor Kutai Timur, Kaltim, juga menyita 1,752 kg sabu dari dua pengedar berinisial RI (19) dan LS (19), warga Malaysia.

”Balikpapan dan daerah lainnya di Kaltim dianggap sebagai daerah yang kaya sehingga disasar sindikat lewat darat, laut, dan udara,” ujarnya.

Pelintas batas

Kepala Bidang Penyidikan dan Penindakan Kantor Bea dan Cukai Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Kunto Prasti mengatakan, pelintas batas antara Malaysia dan Indonesia, yang tiap hari melintas dan berjumlah ribuan orang, sangat rawan membawa narkoba. ”Sebab, pemeriksaan pelintas batas di pintu keluar Malaysia lebih pada pencegahan potensi ancaman keselamatan penerbangan atau pelayaran,” ujarnya.

Menurut Kunto, aparatnya banyak menangkap penyelundup narkotiba dari Malaysia di Batam dan Tanjung Pinang. ”Kalau lewat laut, pendaratannya bukan di tempat yang resmi di Batam dan Tanjung Pinang, melainkan di wilayah lain yang sulit pengawasannya,” paparnya.

Pejabat Pemberi Informasi Polda Kepri Ajun Komisaris Besar Hartono membenarkan, potensi penyelundupan narkoba ke Kepri sangat besar. Sebab, garis perbatasan yang panjang dan pengawasan lemah.

Sementara itu, status Kota Pekanbaru sebagai kota transit narkoba semakin tak terbantahkan. Sebulan terakhir, Bea dan Cukai Kota Pekanbaru menangkap dua penyelundup sabu dari Malaysia lewat Bandara Sultan Syarif Kasim II, pekanbaru.

Di Medan, Sumatera Utara, jaringan narkoba asal Malaysia memanfaatkan garis pantai yang panjang hingga ke Pantai Barat untuk memasukkan narkoba. (RAZ/RIZ/SAH/WSI/PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com