Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung: Langkah SBY Bisa Ganggu Stabilitas Partai

Kompas.com - 09/02/2013, 16:16 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah penyelamatan Partai Demokrat yang disampaikan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dinilai justru dapat mengganggu soliditas internal partai. Penilaian ini disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung sebagai tanggapan atas kemelut di tubuh Partai Demokrat.

"Kalau ada masalah intern partai itu bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya melalui mekanisme intern partai. Kemudian tentu untuk bisa penyelesaian, yang diambil itu harus menjaga kredibilitas partai tetap kokoh. Apakah langkah-langkah itu akan menjamin solidaritas Partai Demokrat? Saya kok merasakan itu bisa mengganggu soliditas partai," kata Akbar di sela-sela acara rapat koordinasi teknis Partai Golkar di kantor DPP Golkar, Jakarta, Sabtu (9/2/2013).

Akbar menilai pernyataan SBY, yang mengatakan bahwa Partai Demokrat tidak akan fokus pada persiapan Pemilu 2014 dalam waktu dekat ini merupakan pernyataan yang tidak masuk akal. Menurutnya, setiap partai politik pasti membicarakan strategi memenangkan pemilu yang tinggal satu tahun lagi.

"Kan bulan-bulan ini, hari-hari ke depan, semua partai menyiapkan calon (anggota) legislatifnya untuk Pemilu 2014, dan caleg itu memang dipersiapkan oleh siapa? Oleh pimpinan partai, yang formal dalam hal ini ketua umum dan sekjen, karena merekalah yang punya hak untuk menandatangani calon-calon kepala daerah dan (anggota) legislatif tersebut," kata Akbar.

Akbar juga menganggap langkah yang ditempuh SBY itu tidak menunjukkan sikap kenegaraannya sebagai Presiden RI. Menurut Akbar, SBY justru tampak lebih mementingkan partainya ketimbang urusan kenegaraan.

"Kalau kita sudah menjadi negarawan, tentu saja kita harus memikirkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kepemimpinan negara di atas kepentingan yang lain, walaupun tidak mengurangi posisi beliau sebagai majelis tinggi dan dewan pembina," ujar Akbar.

Dalam pidatonya seusai rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/2/2013) malam, SBY menyampaikan delapan poin penyelamatan Partai Demokrat. Salah satunya adalah kendali partai yang diambil alih Majelis Tinggi. Majelis Tinggi terdiri dari sembilan elite Demokrat, yakni SBY, Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, Sekretaris Dewan Pembina Jero Wacik, Sekretaris Dewan Kehormatan TB Silalahi, Ketua Umum DPP Anas Urbaningrum, dua Wakil Ketua Umum DPP Max Sopacua dan Jhonny Alen, Sekretaris Jenderal DPP Edhi Baskoro Yudhoyono, dan Direktur Eksekutif DPP Toto Riyanto.

Menurut SBY, dalam waktu dekat ini Partai Demokrat tidak akan fokus dulu pada persiapan Pemilu 2014. Pihaknya akan menata, membenahi, dan membersihkan Partai Demokrat. Selain mengambil alih pemulihan kondisi internal partai, SBY mempersilakan kader dan pengurus yang tak sepakat dengan solusi ini untuk keluar dari partai. Hal itu berlaku bagi kader yang gelisah dengan turunnya elektabilitas ataupun demi menyelamatkan partai. SBY juga meminta Anas untuk fokus pada kasus dugaan korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com