Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Kumpulkan Kader di Cikeas, Anas Kumpulkan DPD dan DPC di Duren Sawit

Kompas.com - 07/02/2013, 22:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gara-gara angka survei jeblok, Partai Demokrat kembali dilanda prahara internal. Beberapa kader utama partai meminta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan. Mereka pun menuding seringnya penyebutan nama Anas Urbaningrum, ketua umum partai mereka, yang dikaitkan dengan kasus korupsi menjadi salah satu penyebab jebloknya survei.

Persoalan ini sampai membuat SBY menggelar konferensi pers dari Arab Saudi. Kamis (7/2/2013) malam, SBY yang baru pulang dari umrah pada pagi harinya mengumpulkan menteri dan tokoh senior partai di kediaman pribadi. Sebaliknya, pada saat bersamaan Anas mengumpulkan pengurus-pengurus daerah di rumahnya.

"Saya yakin Pak Syarif Hasan dan Pak Jero Wacik waktu konferensi pers Minggu (3/2/2013) pasti sudah kontak dengan SBY, dan pasti dapat lampu hijau," ujar pengamat politik Tjipta Lesmana, Kamis (7/2/2013). Kalau tidak demikian, menurut dia, kedua tokoh Partai Demokrat itu tak akan berani bertindak seperti pada malam tersebut.

Menurut Tjipta, pernyataan Jero merupakan keinginan SBY berdasarkan desakan kader Demokrat, yaitu untuk melengserkan Anas demi menyelamatkan partai ini. "Ini mau 2014, makin dekat. Kalau enggak, maka berantakan Demokrat. Tidak ada cara lain selain KLB (kongres luar biasa)," tuturnya.

Tjipta pun melihat SBY saat ini tengah mendapat tekanan dari para fungsionaris senior partai yang cemas akan nasib Demokrat. "Demi kepentingan partai, SBY ngalah terhadap tekanan para senior itu, atau Anas mundur," kata dia.

Di sisi lain, Tjipta yakin Anas tidak akan mundur. Pasalnya, Anas memiliki dukungan cukup kuat di Dewan Pimpinan Daerah (DPD). "Sekarang tinggal kalkulasi hitungan, Anas kuat di DPD, kuat di HMI, tapi ini kepentingan Demokrat. Apakah SBY dan pendiri Demokrat rela hancur?" ucapnya.

Ia berpendapat, jika SBY berniat menurunkan Anas, upaya ini akan berhasil. Dia memperkirakan magnet SBY lebih kuat dibandingkan Anas. "Seperti Nasdem, nanti ada DPD yang ramai-ramai berbelok. Sekarang ini Anas juga berani, dengan sebut kinerja pemerintah penyebab turunnya suara Demokrat," imbuhnya.

Berita terkait dapat dibaca pula dalam topik Demokrat Terjun Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com