Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Tak Nyaman dengan Hary Tanoe?

Kompas.com - 22/01/2013, 08:17 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendiri Partai Nasdem, Surya Paloh, dinilai tidak nyaman dengan berbagai langkah yang dilakukan Hary Tanoesoedibjo selama ini di Partai Nasdem. Untuk mengatasi situasi itu, Paloh menginginkan posisi puncak, yakni ketua umum partai, pada kongres yang dijadwalkan digelar pada 25 Januari 2013.

Hal itu dikatakan Gun Gun Heryanto, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, ketika dihubungi, Selasa (22/1/2013 ), menyikapi perpecahan di internal Partai Nasdem.

Kemarin, Hary mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem. Alasannya, dia tidak setuju dengan keinginan pendiri Nasdem, Surya Paloh, yang ingin menjadi ketua umum Nasdem. Hary mengaku ingin mempertahankan kepengurusan saat ini yang diisi orang muda.

Tidak hanya Hary yang hengkang dari Nasdem. Setidaknya, ada tiga pengurus lain yang mengaku mundur, yakni Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jenderal Saiful Haq, dan Ketua Internal DPP Partai Nasdem Endang Tirtana.

Gun Gun mengatakan, sejak masuk Nasdem, Hary telah memosisikan diri lekat dengan branding partai. Hary dianggap sosok yang penting bagi Nasdem. Hal itu terjadi setelah pembingkaian berita dan iklan di media MNC Grup milik Hary.

Selain itu, kata Gun Gun, Hary juga menjadi penting terkait kekuatan finansial yang dimilikinya. Ketika Nasdem harus membangun infrastruktur partai di 100 persen provinsi, 75 persen di kabupaten/kota, dan 50 persen di kecamatan, Nasdem butuh suntikan dana yang tidak sedikit.

"Hary menjadi investor menjanjikan dengan segera menjadi ikon penting bagi Nasdem. Ini terbukti dari semakin populernya Hary, bahkan di level persepsi publik. Hary menjadi lebih populer dibandingkan Paloh yang memang sejak awal masih malu-malu terlibat dalam Partai Nasdem. Hal ini bisa kita lihat dengan strategi Paloh membuat Nasdem sebagai ormas terlebih dulu," kata Gun Gun.

Gun Gun menambahkan, mundurnya Hary jelas akan merugikan Nasdem lantaran akan mengganggu persiapan Nasdem sebagai parpol potensial di Pemilu 2014. Elektabilitas partai sangat mungkin turun drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

    KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

    Nasional
    Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

    Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

    Nasional
    Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

    Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

    Nasional
    Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

    Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

    Nasional
    Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

    Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

    Nasional
    [POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

    [POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

    [POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

    Nasional
    Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

    Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

    SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

    Nasional
    PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

    PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

    Nasional
    Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

    Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

    Nasional
    Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

    Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

    Nasional
    162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

    162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

    Nasional
    34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

    34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com