Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu, Ruhut Pembela Anas Nomor Satu

Kompas.com - 18/12/2012, 11:10 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ruhut Sitompul menjadi sosok yang paling ramai dibicarakan dalam media massa selama sepekan lalu. Hal ini menyusul politisi dan juga aktor film itu didepak oleh Partai Demokrat dari kepengurusan DPP.

Dulu, Ruhut menjabat sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat hingga akhirnya diganti oleh Nurul Qomar. Ruhut memang terbilang nyentrik, seorang politisi yang lain daripada yang lain.

Hal ini pula yang disadari oleh sahabat dan rekan Ruhut di Komisi III DPR, Martin Hutabarat dari Fraksi Partai Gerindra. Pencopotan Ruhut pun mengundang simpati dari Martin. Menurut Martin, sosok Ruhut yang ceplas-ceplos sebenarnya tidak terlalu cocok dengan sistem politik yang ada.

"Saya kenal Ruhut hampir 35 tahun, sejak sama-sama aktif di KNPI dulu. Dia orangnya ramah dan mudah bergaul. Dia sebenarnya lebih cocok menjadi publik figur atau tokoh utama dalam film daripada seorang politisi," ujar Martin, Selasa (18/12 /2012), di Jakarta.

Ia memaparkan, menjadi politisi di Indonesia sangat berbeda dengan politisi-politisi di Barat. Di Indonesia, apa yang dikatakan seorang politisi belum tentu itu yang dipikirkannya.

"Kalau Ruhut, apa yang diucapkannya, itulah yang di hatinya. Selalu blak-blakan kalau bicara. Kadang-kadang seperti tidak tahu tempat dan waktu," imbuh Martin.

Ia menceritakan, Ruhut pada awalnya sangat mengidolakan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai pemimpin muda yang cemerlang. Ruhut bahkan kampanye habis-habisan untuk menjadikan Anas sebagai Ketum Partai Demokrat.

"Bahkan terhadap kita pun yang bukan Demokrat, dia ngotot meyakinkan agar tidak mengkritik Anas, jangan menyebut-nyebut kekurangannya, terutama menjelang pemilihan Ketua Demokrat waktu itu," cerita Martin.

Selama ini, lanjut Martin, Ruhut adalah lingkaran satu dari Tim Pemenangan Anas dalam Pemilihan Ketum Partai Demokrat sekitar 2,5 tahun lalu. Martin pun prihatin dengan sahabatnya itu yang dicopot dari DPP Partai Demokrat lantaran berlawanan dengan Anas.

"Sebab, Anas itu adalah orang yang sangat diidolakannya dulu. Ruhut kan kita tahu kalau sudah membela seseorang yang dianggapnya panutan, bukan main beraninya. Presiden SBY juga dalam kasus Bank Century maupun kasus-kasus lainnya dibelanya tanpa kenal malu meskipun membuatnya semakin tidak disukai lawan politik SBY dari partai lain, termasuk lawan politik SBY di Partai Demokrat sendiri," kata Martin.

Ia juga melihat setiap kali SBY berbicara soal Demokrat, Ruhut menjadi orang paling depan yang membela. Meskipun kadang-kadang dianggap orang caranya tidak selalu pas.

"Di Komisi III, Ruhut adalah salah seorang dari sedikit anggota DPR yang membela KPK. Dia selalu berusaha ikut memperjuangkan pemberantasan korupsi di rapat-rapat Komisi III, meskipun harus berbeda dengan teman-temannya," imbuh Martin.

Ia menuturkan, banyak orang mengharapkan SBY akan membela Ruhut melihat bagaimana kegigihan dan kefanatikan Ruhut selama ini dalam membela SBY. Dia pun tidak pernah marah atau ambil pusing kalau dicap orang sebagai "herder"-nya SBY.

"Terlepas dari kasusnya di internal Partai Demokrat, saya berharap Ruhut dapat belajar dari kejadian ini. Ruhut perlu menjadikannya pembelajaran. Ruhut perlu mengevaluasi diri, apakah menjadi politisi itu adalah sesuai dengan bakat dan panggilannya?" kata Martin lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 1 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ulang Tahun Tagana, Risma: Saya Saksi Relawan Bertugas Tanpa Pamrih...

    Ulang Tahun Tagana, Risma: Saya Saksi Relawan Bertugas Tanpa Pamrih...

    Nasional
    176 Pasangan Lansia di Aceh Utara Difasilitasi Isbat Nikah, Risma: Permudah Pemberian Bantuan

    176 Pasangan Lansia di Aceh Utara Difasilitasi Isbat Nikah, Risma: Permudah Pemberian Bantuan

    Nasional
    Mengaku Khilaf Terima Uang Rp 40 Miliar, Achsanul Qosasi Ingin Dimaafkan karena Merasa Berjasa

    Mengaku Khilaf Terima Uang Rp 40 Miliar, Achsanul Qosasi Ingin Dimaafkan karena Merasa Berjasa

    Nasional
    Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

    Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

    Nasional
    Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

    Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

    Nasional
    Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

    Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

    Nasional
    Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

    Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

    Nasional
    Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

    Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

    Nasional
    Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

    Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

    Nasional
    Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

    Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

    Nasional
    Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

    Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

    Nasional
    KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

    KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

    Nasional
    DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

    DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

    Nasional
    Ahmad Sahroni dan Pedangdut Nayunda Nabila Jadi Saksi di Sidang SYL Besok

    Ahmad Sahroni dan Pedangdut Nayunda Nabila Jadi Saksi di Sidang SYL Besok

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com