Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan dan Mahfud Bisa Maju Pilpres? Mustahil!

Kompas.com - 02/12/2012, 12:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) memunculkan tokoh-tokoh non-parpol yang dinilai memiliki kualitas sebagai calon presiden mendatang. Beberapa tokoh yang masuk dalam survei itu adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Namun, peluang tokoh-tokoh non-parpol ini bersaing di Pilpres 2014 terbilang kecil, bahkan hampir mustahil. Hal ini mengingat wacana presidential treshold (PT) sebesar 20 persen yang berkembang di Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembahasan RUU Pilpres.

"PT 20 persen itu membuat partai-partai sampai saat ini sebenarnya masih belum pasti mengusung capres dari partainya. Karena, tidak ada yang bisa melampaui itu seorang diri kecuali Demokrat, itu juga kecenderungannya menurun," ujar Ketua DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat, Minggu (2/12/2012), di Jakarta.

Martin mengatakan, jika PT nanti disahkan tetap 20 persen, maka partai-partai sudah bisa dipastikan akan berkoalisi. Jika koalisi yang akan diambil, maka Martin menilai figur non-parpol tidak akan mungkin dilirik partai.

"Parpol-parpol pasti akan berkoalisi, dan tidak mungkin parpol itu mau memberikan posisi capres ke orang lain. Begitu juga dengan cawapres, yang kemungkinan akan diisi oleh calon yang diusung teman koalisi," kata Martin.

Anggota Komisi III DPR bidang hukum ini mengakui kapabilitas Mahfud MD, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, dan Dahlan Iskan. Namun, peluang mereka untuk masuk dalam Pilpres hanya akan jadi khayalan jika PT dipaksakan tetap 20 persen.

"Kalau sudah begini, capres-cawapres non-partai hanya akan menjadi khayalan," kata Martin lagi.

Ia menyarankan agar PT diturunkan. Dengan demikian, calon-calon presiden yang muncul nantinya akan lebih bervariasi. Peluang nama-nama non-parpol masuk dalam bursa Pilpres juga terbuka.

"Gerindra bersikap RUU Pilpres akan datang mempertimbangkan bahwa rakyat ingin perubahan. Jangan ditutupi dengan persyaratan PT yang sulit. Buatlah lebih longgar sehingga muncul calon-calon alternatif yang berkualitas," ucap Martin.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI P Tjahjo Kumolo melihat peluang calon non-parpol tetap akan bergantung pada partai politik yang akan mengusungnya.

"Kansnya ya tergantung partai politik mana yang mendukungnya atau mencalonkannya. Peluang mereka ada, tapi ya kami serahkan pada mekanisme dan kebijakan partai politik yang mengusungnya," ucap Tjahjo.

PDI Perjuangan sendiri, lanjutnya, tetap akan lebih memilih kader sendiri untuk diusung menjadi calon Presiden.

"Enak kan melirik tokoh kader parpol saja ya," imbuhnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com