Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua BPK: Pak Ruki Hanya "Slip of Tongue"

Kompas.com - 24/10/2012, 19:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo kembali membantah adanya intervensi terhadap auditor BPK dalam melakukan pemeriksaan terkait skandal Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Menurutnya, apa yang disampaikan anggota BPK Taufiequrrachman Ruki sebelumnya hanya salah bicara.

"Kan Pak Ruki mengatakan intervensi itu hanya slip tounge. Tadi sudah diklarifikasi," ujar Hadi, Rabu (24/10/2012), dalam jumpa pers di Gedung BPK, Jakarta.

Hadi menjelaskan bahwa pada rapat badan yang dilakukan pada pagi hingga siang tadi, pihaknya telah meluruskan soal adanya dugaan intervensi tersebut. Hasilnya, Hadi memastikan bahwa seluruh proses dan tahapan yang dilakukan BPK bebas intervensi dari mana pun. "Lagi pula dia juga sudah meralatnya," tambah Hadi.

Saat ditanyakan soal tekanan yang didapat Ruki, Hadi pun membantahnya. Menurutnya, BPK tidak menekan Ruki sehingga yang bersangkutan mencabut kembali perkatananya terkait adanya intervensi dalam audit BPK.

"Sudah selesai itu, BPK tidak pernah mengintervensi siapa pun dan diintervensi siapa pun," katanya.

Desakan publik atas independensi audit BPK terus dilontarkan berbagai pihak. Kisruh audit BPK terkait proyek Hambalang bermula dari pernyataan anggota BPK Taufiequrachman Ruki menilai laporan audit investigasi BPK telah diintervensi. Nama Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan sejumlah perusahaan kontraktor tidak dinyatakan terlibat.

"Karena tidak ada nama Menpora dan korporasi-korporasi yang menerima aliran dana dalam laporan tersebut, saya meminta tim pemeriksa untuk memperbaiki laporannya. Kalau tetap tidak ada nama Menpora dan perusahaan-perusahaan itu, saya tidak akan tanda tangan laporan tersebut," kata mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kepada Kompas, Kamis (18/10/2012), di Jakarta.

Perusahaan-perusahaan yang menurut Taufiequrachman terlibat dalam proyek Hambalang antara lain PT Dutasari Citralaras dan PT Adhi Karya. Di PT Dutasari Citralaras, istri Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pernah menjadi komisaris.

Tak mau sendiri

Dalam kasus Hambalang, KPK baru menetapkan seorang tersangka, yakni Deddy Kusdinar, selaku Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora, yang di dalam proyek Hambalang bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen. Di dalam kasus ini, Deddy diduga menyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara atau menguntungkan pihak lain.

Menurut Deddy, dirinya hanya mengikuti instruksi atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Selaku PPK, kata Deddy, dirinya hanya mewakili lembaga sehingga tidak dapat mengambil keputusan sendirian. Anak buah Menpora Andi Mallarangeng itu pun mengaku tidak pernah dijanjikan, apalagi menikmati uang dari proyek Hambalang.

Deddy juga sempat mengatakan tidak ingin dikorbankan sendirian dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. "Atasan saya Pak Wafid, atasan langsung saya. Jadi, saya sebagai PPK bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sesmenpora (Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga). Jadi, kalau saya ke Pak Wafid, dia yang harusnya ke Pak Menteri," kata Deddy di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (15/10/2012), saat memenuhi panggilan pemeriksaan KPK.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Audit Investigasi Hambalang Diintervensi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PDI-P Beri Sinyal Kerja Sama Politik dengan PKB-PPP untuk Pilkada Jateng 2024

    PDI-P Beri Sinyal Kerja Sama Politik dengan PKB-PPP untuk Pilkada Jateng 2024

    Nasional
    Prajurit TNI AD Bunuh Diri di Bogor, KSAD Maruli: Lagi Banyak Tren Anak-anak Judi Online

    Prajurit TNI AD Bunuh Diri di Bogor, KSAD Maruli: Lagi Banyak Tren Anak-anak Judi Online

    Nasional
    Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan Jampidsus, Mahfud: Masyarakat Harus Diberi Ketentraman

    Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan Jampidsus, Mahfud: Masyarakat Harus Diberi Ketentraman

    Nasional
    PBNU Buat PT untuk Kelola Tambang, Penanggung Jawabnya Bendahara Umum

    PBNU Buat PT untuk Kelola Tambang, Penanggung Jawabnya Bendahara Umum

    Nasional
    Lendutan Tol MBZ Diklaim Lebih Baik dari Teori yang Direncanakan

    Lendutan Tol MBZ Diklaim Lebih Baik dari Teori yang Direncanakan

    Nasional
    PBNU Pastikan Sudah Buat Perusahaan untuk Kelola Usaha Tambang

    PBNU Pastikan Sudah Buat Perusahaan untuk Kelola Usaha Tambang

    Nasional
    Wamenkes: KRIS Dimulai 30 Juni 2025

    Wamenkes: KRIS Dimulai 30 Juni 2025

    Nasional
    Nasdem Ingin Bangun Koalisi Strategis di Pilkada Jabar, Sudah Komunikasi ke PKS hingga Gerindra

    Nasdem Ingin Bangun Koalisi Strategis di Pilkada Jabar, Sudah Komunikasi ke PKS hingga Gerindra

    Nasional
    TNI Siapkan RSPAD dan RS Soedirman untuk Rawat 1.000 Warga Palestina

    TNI Siapkan RSPAD dan RS Soedirman untuk Rawat 1.000 Warga Palestina

    Nasional
    Jokowi dan Kaesang Tonton Langsung Laga Indonesia Vs Irak di GBK

    Jokowi dan Kaesang Tonton Langsung Laga Indonesia Vs Irak di GBK

    Nasional
    Jokowi Tugaskan Prabowo Hadiri KTT Bahas Isu Gaza di Yordania

    Jokowi Tugaskan Prabowo Hadiri KTT Bahas Isu Gaza di Yordania

    Nasional
    PBNU Sudah Ajukan Izin Tambang, Gus Yahya: Wong Kami Butuh...

    PBNU Sudah Ajukan Izin Tambang, Gus Yahya: Wong Kami Butuh...

    Nasional
    SYL Tunggak Biaya Perjalanan ke Spanyol Rp 1 Miliar, Pemilik Travel Curhat ke Hakim Bingung Menagihnya

    SYL Tunggak Biaya Perjalanan ke Spanyol Rp 1 Miliar, Pemilik Travel Curhat ke Hakim Bingung Menagihnya

    Nasional
    KPK Masih Koordinasi dengan MA Terkait Pemulihan Aset Negara di Kasus Lukas Enembe

    KPK Masih Koordinasi dengan MA Terkait Pemulihan Aset Negara di Kasus Lukas Enembe

    Nasional
    Mendagri: Klaim China Jadi Masalah, Posisi Militer Diperkuat di LCS

    Mendagri: Klaim China Jadi Masalah, Posisi Militer Diperkuat di LCS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com