Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudi: Presiden Tidak Diam

Kompas.com - 07/10/2012, 16:30 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi membantah anggapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diam dan seolah tidak peduli terhadap polemik yang terjadi antara Kepolisian Negara RI (Polri) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut dia, apa yang terjadi tak serunyam yang digambarkan selama ini.

"Presiden tidak mendiamkan. Presiden menjalankan sistem. Keadaan tidak serunyam yang digambarkan orang tertentu," kata Sudi, dalam pernyataan kepada pers, di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (7/10/2012) sore.

Ia mengatakan, sejak awal terjadi ketegangan antara Polri dan KPK, Presiden selalu mengikuti perkembangan. Sikap ataupun respons Presiden, kata dia, tak selalu harus diungkapkan. "Presiden tidak perlu menyampaikan sikap Presiden kepada LSM tertentu atau politisi tertentu. Setiap persoalan di negeri ini, Presiden tidak pernah alpa mengikuti. Paling tidak memberikan arahan bagaimana agar tidak berkembang," papar Sudi.

Sudi juga menyoroti perkembangan yang terjadi di media sosial. Ia mengemukakan, ada hal-hal atau anggapan yang tidak pantas ditujukan kepada Presiden. Presiden SBY sendiri, kata dia, siap mengambil alih jika polemik kedua institusi ini tidak menemukan jalan keluar. Pernyataan resmi Presiden akan disampaikan pada Senin (8/10/2012) atau paling lambat Selasa (9/10/2012) siang.

Sejak berkembangnya polemik antara Polri dan KPK, di antaranya terkait penarikan penyidik Polri yang bertugas di KPK, wacana revisi Undang-Undang KPK yang dinilai pelemahan KPK, hingga tindakan Polri yang mengirimkan personeilnya untuk menangkap penyidik KPK asal Polri, Novel Baswedan, respons Presiden selalu ditunggu. Di media sosial, Tagar (#) "saveKPK" dan "presidenkemana" mewarnai linimasa di twitterland. Situs salingsilang mencatat, tagar "saveKPK" menjadi salah satu topik tren di twitter Indonesia.

Dorongan agar Presiden memberikan pernyataan juga muncul dari sejumlah kalangan. Di antaranya guru besar Fakultas Hukum UI Hikmahanto Juwana. Ia mengatakan, Presiden harus menyelamatkan institusi kepolisian dari tindakan unsur pimpinan Polri yang akan melunturkan kepercayaan publik terhadap institusi tersebut.

Berita terkait dinamika polemik Polri dan KPK dapat diikuti dalam topik:
Polisi vs KPK
Revisi UU KPK
KPK Krisis Penyidik
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

    TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

    Nasional
    Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

    Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

    Nasional
    Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

    Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

    Nasional
    Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

    Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

    Nasional
    Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

    Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

    Nasional
    Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

    Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

    Nasional
    Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

    Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

    Nasional
    Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

    Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

    Nasional
    Tanggapi Survei Litbang 'Kompas', Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

    Tanggapi Survei Litbang "Kompas", Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

    Nasional
    Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

    Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

    Nasional
    Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

    Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

    Nasional
    Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

    Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

    Nasional
    Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

    Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

    Nasional
    Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji 'Ilegal'

    Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji "Ilegal"

    Nasional
    Merespons Survei Litbang 'Kompas', Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

    Merespons Survei Litbang "Kompas", Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com