Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDIP: Operasi Pasar Tak Redam Lonjakan Harga

Kompas.com - 23/07/2012, 22:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian hendaknya menjadi momentum bagi pemerintah untuk menyusun langkah lebih efektif dalam mengendalikan gejolak harga. Operasi pasar, langkah sementara untuk meredam melambungnya harga, terbukti tidak mampu menahan lonjakan harga beras.

"Selain beras, harga bahan pangan lainnya seperti minyak goreng, dan tepung pun seakan-akan tidak mau kalah untuk terus meroket," kata anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno di Jakarta, Senin (23/7/2012).

Hendrawan menilai kelambanan dalam mengatasi gejolak harga bahan pangan ini akibat sikap pemerintah yang menyerahkan sistem perdagangan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.

Menurut dia, lonjakan harga bahan-bahan pokok memasuki Ramadhan dan menjelang Lebaran ini lebih disebabkan oleh ulah para spekulan. Ia berpendapat pemerintah tidak mampu dan tidak mau lagi mengendalikan gejolak harga yang terjadi akibat permainan oknum spekulan.

"Kenaikan harga yang semakin tinggi setiap tahunnya, karena pemerintah menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar, tanpa mau melakukan intervensi terhadap kenaikan tersebut," paparnya.

Kenaikan harga bahan pangan yang selalu terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan nasional hingga pergantian tahun seharusnya sudah bisa diantisipasi jauh-jauh hari. Tentunya dengan menerapkan kebijakan tertentu yang lebih memadai.

"Apalagi kendala infrastruktur di berbagai wilayah, struktur pasar, jalur distribusi, dan integrasi pergudangan dengan pengangkutan yang kurang baik, menjadi faktor yang menyebabkan gejolak harga bahan pangan. Karena itu, berbagai kendala yang menjadi faktor kenaikan harga barang maupun komoditas pangan seharusnya sudah bisa diatasi pemerintah," tuturnya.

Terkait operasi pasar saat ini, Hendrawan menambahkan, sebaiknya pemerintah membuat formulasi kebijakan atau regulasi lainnya untuk memecahkan masalah gejolak harga bahan pangan pokok dan barang yang terjadi setiap tahunnya. Ini dilakukan agar tidak terlalu membebani perekonomian masyarakat.

"Operasi pasar hanya salah satu instrumen yang dijalankan dalam jangka pendek atau setidaknya hingga musim panen raya tiba. Gejolak harga yang terjadi setiap tahun ini harus dipecahkan dengan penerapan kebijakan yang lebih berarti lagi, sehingga ke depan bisa dikendalikan agar tidak terus membebani rakyat," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

    Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

    Nasional
    Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

    Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

    Nasional
    Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

    Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

    Nasional
    KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

    Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

    Nasional
    'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

    "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

    Nasional
    Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

    Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

    Nasional
    Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

    Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

    Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

    Nasional
    Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

    Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

    Nasional
    Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

    Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

    Nasional
    Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

    Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

    Nasional
    Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

    Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

    Nasional
    Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

    Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

    Nasional
    Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

    Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com