Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Video Syur, Karolin Pertimbangkan Lapor Polisi

Kompas.com - 12/06/2012, 17:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan, Karolin Margret Natasa, tengah mempertimbangkan untuk melapor kepada polisi terkait tuduhan dirinya terlibat video asusila. Karolin mengaku bahwa perempuan yang ada di dalam video itu bukan dirinya.

"Kami sedang mempertimbangkan untuk melakukan pelaporan kasus ini," kata Karolin di kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/6/2012). Karolin menilai pemberitaan oleh media massa akhir-akhir ini telah mencemarkan nama baiknya

Karolin telah diperiksa Badan Kehormatan DPR pagi tadi. Kepada BK, Karolin membantah terlibat dalam rekaman tersebut. Dia menduga ada unsur politis lantaran ayahnya, Cornelis, akan maju kembali dalam pemilihan kepala daerah Kalimantan Barat.

BK akan meminta bantuan Bareskrim Polri untuk mengusut pelaku penyebar video berdurasi sekitar satu menit itu. BK juga meminta polisi menyelidiki identitas perempuan dan pria dalam video tersebut. Wajah pria tidak terlihat lantaran telah diedit.

Ketua BK DPR M Prakosa mengatakan, pihaknya meminta bantuan Polri karena BK tidak dapat mengambil kesimpulan dari hasil analisis dua ahli telematika. Pakar telematika Ruby Alamsyah menyebut sulit memastikan bahwa perempuan itu adalah Karolin karena buruknya kualitas video.  "Kemudian ahli IT, Pak Abimanyu, mengatakan ada kemiripan yang tinggi sehingga dari ahli IT hasilnya tidak conclusive," kata Prakosa.

Alasan lain meminta bantuan Polri, lanjut Prakosa, lantaran BK tak memiliki peralatan untuk melakukan uji forensik digital untuk memastikan siapa perempuan itu. Bareskrim Polri mempunyai peralatan dan dianggap mampu mengusut tuntas kasus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com