Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Berbelasungkawa untuk Korban Sukhoi

Kompas.com - 10/05/2012, 18:05 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga korban pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan meninggal dunia di sekitar lereng Gunung Salak, Jawa Barat, Kamis (10/5/2012). Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden telah menerima laporan bahwa belum ada korban selamat yang berhasil ditemukan oleh Badan SAR Nasional.

"Upaya prioritas penyelamatan korban telah diinstruksikan Presiden kepada Basarnas," kata Julian kepada Kompas.com, Kamis.

Selain itu, Presiden juga telah menginstruksikan Kepala Basarnas untuk melakukan evakuasi korban yang meninggal dengan berkoordinasi dengan tim Disaster Victim Identification Mabes Polri. Dengan demikian, setiap jenazah korban dapat diidentifikasi saat diterima pihak keluarga.

Seperti diwartakan, Basarnas mengatakan sejauh ini tim penyelamat belum menemukan ada korban selamat di sekitar lokasi jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100, Kamis (10/5/2012). Tim Basarnas tiba di lokasi kejadian di sekitar lereng Gunung Salak pada Kamis sore.

"Kami belum menemukan adanya penumpang yang selamat," kata juru bicara Basarnas Gagah Prakoso, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis.

"Kami telah tiba di tempat kejadian, dan menemukan jenazah korban. Kami belum dapat menyebut angkanya," sambung Gagah.

Sementara itu, pejabat Palang Merah Indonesia mengatakan, tim penyelamat PMI yang berada di dekat lokasi kejadian melaporkan adanya jenazah korban di dekat lokasi puing-puing Sukhoi. Gagah mengatakan, proses evakuasi korban melalui jalur udara terhambat oleh cuaca buruk.

"Evakuasi masih sulit. Melalui jalan darat, kami membutuhkan 12 jam, sementara dengan menggunakan helikopter, kami hanya membutuhkan waktu 20 menit," kata Gagah.

"Saat ini kami tengah mempersiapkan helipad sehingga pada Jumat pagi, ketika cuaca baik, kami dapat mengevakuasi korban," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com