MEDAN, KOMPAS.com - Banyaknya elemen massa yang akan menyampaikan aspirasinya soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), hari ini, Senin (26/3/2011) di Medan, berpotensi menimbulkan keributan, karena indikasi adanya provokasi.
"Potensi chaos pasti ada. Aku berpandangan bahwa provokasi datang dari pihak Pemerintah yang mengerahkan TNI untuk mengamankan aksi. Ini berbahaya," tegas Irwandi Lubis, Kepala Divisi HAM Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan yang dihubungi via seluler pada Senin dini hari (26/3/2012).
Menurut Irwandi, selain melawan hukum dan Undang-undang TNI Nomor 34 Tahun 2004, kebijakan Pemerintah melibatkan TNI dalam penanggulangan aksi penolakan BBM adalah langkah provokatif dan justru akan memperbesar kemungkinan pergesekan di lapangan. Karena TNI tidak disiapkan dalam pengendalian massa tapi untuk operasi perang/tempur atau non perang.
"Dengan mengerahkan TNI, sama saja menempatkan rakyat sebagai ancaman terhadap aspek pertahanan negara. Sedangkan eskalasi aksi adalah eskalasi sosial dalam negeri yang mtlak harus di manajemeni Polri sebagai alat keamanan sesuai tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) masing-masing. Aku menilai Pemerintah berlebihan," tegasnya.
Penolakan senada juga dikatakan Koordinator KontraS Sumut, Muhrizal Syahputra. KontraS se-Indonesia bersama jaringan aktivis nasional menolak sikap Menkopolhukam yang melibatkan TNI dalam penanganan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM. Sebab, pelibatan TNI tidak berdasarkan konstitusi dan pertimbangan DPR RI. Penanganan aksi-aksi merupakan kewenangan Polri. Aksi selama ini dilakukan dengan damai dan tertib.
"Kami KontraS Sumut menolak akan dilakukannya penurunan 7 Batalion TNI Kodam I BB dalam penanganan aksi penolakan kenaikan BBM," kata Rizal.
Seperti diberitakan, sekitar 93 elemen masyarakat di Kota Medan dan luar Kota Medan yang tergabung dalam Kongres Rakyat Sumatera Utara (KRSU) dengan perkiraan massa 10 sampai 20 ribu massa akan turun ke jalan pada Senin (26/3/2012). "93 elemen sekitar 10 sampai 20 ribu massa akan turun besok," kata Mangaliat Simarmata dari tim advokasi KRSU yang dihubungi via seluler Minggu malam (25/3/2012) sekira pukul 21.00 WIB.
KRSU akan melakukan aksi damai tolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga kenaikan tersebut dibatalkan. Titik kumpul di Lapangan Merdeka Medan sekira pukul 10.00 WIB, lalu menuju sasaran aksi ke Bandara Internasional Polonia, kawasan Tol Belawan, DPRD, Kantor Gubernur Sumut, dan kantor Pertamina di Jalan Putri Hijau.
Informasi yang berkembang bahwa aksi-aksi yang akan terjadi besok akan berdampak lebih parah dari aksi tahun 1998. Banyak himbauan lisan dan pesan singkat yang menyarankan agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Massa juga diperkirakan akan menutup banyak ruas jalan penting yang akan menimbulkan kemacetan panjang.
Sasaran aksi selain tersebut di atas adalah kantor Wali Kota Medan, Bundaran SIB, kantor BPN, Petronas di Jalan Pattimura, Ring Roud, Polonia, Belawan, dan RRI. Massa yang turun tidak hanya KRSU, juga Front Rakyat Sumut, dan elemen-elemen rakyat yang membentuk kesatuan sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.