Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menolak Kenaikan BBM

Kompas.com - 13/03/2012, 02:59 WIB

Jambi, Kompas - Kalangan mahasiswa dari sejumlah daerah menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM. Penolakan datang dari mahasiswa di Provinsi Jambi, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Di Provinsi Jambi, sekitar 60 mahasiswa di Kota Jambi berunjuk rasa di halaman Gedung DPRD Provinsi Jambi, Senin (12/3) siang. Mahasiswa memberi solusi agar pemerintah mengurangi stimulus fiskal untuk swasta atau asing yang nilainya di atas Rp 50 triliun per tahun, dan selanjutkan mengalihkannya untuk subsidi BBM bagi rakyat.

”Seluruh dana itu jika ditotal sangat mencukupi untuk dialokasikan sebagai subsidi BBM bagi rakyat, kenapa itu tidak pemerintah lakukan?” ujar Yoppy Wira, Ketua Presidium Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jambi.

Di Gorontalo, sekitar 30 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat memprotes kebijakan pemerintah itu dan mendesak pejabat negara menghemat belanja birokrasi.     ”Yang jadi korban akibat kebijakan pemerintah selalu rakyat jelata. Sementara itu pemerintah gagal mencegah bocornya uang negara akibat kasus korupsi, seperti mega skandal Bank Century,” kata koordinator unjuk rasa Ripon Paino.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Gorontalo, Elnino Husein, mengusulkan pemotongan gaji anggota DPD serta seluruh pejabat di semua lembaga negara, sebagai dana talangan bagi rakyat.

Wajah terbakar

Unjuk rasa di Kota Palopo, Sulsel, diwarnai insiden terbakarnya seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, Evan alias Amir (20), di bagian wajahnya. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulselbar Ajun Komisaris Besar Chevy Achmad Sopari menolak menyebut peristiwa itu bakar diri, tetapi kecelakaan. ”Bagian wajah korban terbakar saat hendak menyulut ban bekas. Cipratan bensin yang disiram korban mengenai wajahnya sendiri,” ungkapnya. Saat ini Evan dirawat di RSUD Sawerigading Palopo.

Front Mahasiswa Nasional di Kupang NTT dalam aksinya kemarin meminta agar pemerintah melakukan penghematan anggaran di segala sektor, dan hindari penyelewengan uang negara. Di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), kelompok mahasiswa Aliansi Mahasiswa dan Rakyat untuk Indonesia Baru mendatangi Radio Republik Indonesia (RRI) Kendari dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) Kendari meminta aspirasi mereka disiarkan secara langsung.

Mereka meminta RRI menyiarkan pernyataan sikap penolakan mahasiswa atas rencana kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL). Pengelola RRI Kendari pun akhirnya memberikan kesempatan kepada perwakilan mahasiswa untuk membacakan pernyataan sikap mereka. Mereka menuntut turunnya rezim SBY-Boediono, turunkan harga BBM, TDL, dan bahan kebutuhan pokok, serta tangkap dan sita harta koruptor.(APO/WER/RUL/ITA/ABK/NIK/BAY/SEM/ADH/RAZ/KOR/ENG/JON/ODY/RIZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com