Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzukie: Nunun dan Nazaruddin Hanya Terlibat Suap

Kompas.com - 10/12/2011, 21:02 WIB
M.Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR Marzuki Alie mengapresiasi keberhasilan penegak hukum menangkap Nunun Nurbaeti di Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12/2011). Marzuki berharap kasus-kasus lain, terutama pelaku korupsi keuangan negara yang masih berada di luar negeri, juga ditangkap.

"Kita apresiasi penangkapan Nunun karena kerja sama KPK, kepolisian, dengan Interpol. Ini hasil yang sangat menggembirakan," kata Marzuki di Jakarta, Sabtu (10/12/2011).

Ia menyebutkan, dengan tertangkapnya Nunun, proses penegakan hukum atas kasus cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu dapat dilanjutkan.

"Proses penegakan hukum harus didukung, tetapi harus berlandaskan kejujuran, tidak ada ’pesanan’ ataupun intervensi siapa pun," kata Marzuki.

Namun, dia mengaku heran dengan aparat penegak hukum yang seolah-olah mudah menangkap pelaku suap di luar negeri dibandingkan dengan menangkap koruptor yang melarikan uang negara ke luar negeri.

"Yang menjadi persoalan adalah orang membawa kabur uang negara ke luar negeri tidak pernah tertangkap. Kenapa?" kata Marzuki.

Menurut dia, Nunun dan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin hanya pelaku suap, bukan membawa kabur uang negara.

"Nunun dan Nazaruddin hanya terlibat kasus suap, tetapi orang yang membawa kabur uang negara tak pernah tertangkap," ujar Marzuki.

Karena itu, lanjut dia, aparat penegak hukum diminta segera menangkap koruptor yang membawa uang negara ke luar negeri. Ini menjadi tantangan bagi penegak hukum untuk bisa membawa pulang koruptor yang benar-benar melarikan uang negara tersebut.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, mengatakan, dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Nunun tak punya motif apa pun.

"Saya dari semula berkeyakinan, Nunun tidak punya motif. Saya menduga ’menghilangnya’ Nunun untuk beberapa waktu lalu hanya untuk memutus mata rantai agar tidak sampai mengenai Miranda Gultom," kata Bambang.

Bambang menyebutkan, ada pihak-pihak yang mencoba melindungi Miranda Goeltom dari incaran KPK.

"Ada tangan-tangan kuat yang tidak terlihat berupaya melindungi Miranda sebab bagaimanapun juga ada pihak yang tidak ingin Miranda buka-bukaan soal apa yang diketahuinya dalam proses penyelamatan Bank Century dan kelompok mana yang menikmatinya," kata politisi Golkar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com