Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Amandemen UU Kejaksaan

Kompas.com - 26/09/2011, 20:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra berpendapat, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan sudah waktunya diamandemen. Terdapat beberapa ketentuan yang perlu disempurnakan, di antaranya tentang pengangkatan jaksa agung dan posisinya di dalam sistem pemerintahan.

Hal tersebut diungkapkan Yusril di hadapan rapat dengar pendapat umum dengan Badan Legislatif DPR, Senin (26/9/2011) di Jakarta.

Menurut Yusril, UU Kejaksaan yang berlaku saat ini dibahas dalam waktu singkat menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. UU tersebut menggantikan UU Nomor 5 Tahun 1991.

Yusril yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan HAM menjelaskan, wacana tentang posisi kejaksaan harus di luar eksekutif atau di dalam eksekutif (di bawah presiden) sudah dibahas. Beberapa pihak meminta agar kejaksaan diposisikan di luar eksekutif atau tidak bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Namun, menurut Yusril, pendapat tersebut saat itu tidak disetujui oleh Fraksi PDI-P. Mereka beralasan bagaimana presiden mau melaksanaka program penegakan hukumnya jika Kejaksaan Agung yang memiliki tugas penuntutan di depan pengadilan berada di luar tubuh eksekutif. Maka, akhirnya DPR memutuskan untuk tetap meletakkan Kejaksaan Agung di bawah presiden dan pejabat jaksa agung diangkat dan diberhentikan langsung oleh presiden.

Menurut Yusril, posisi jaksa agung yang berada di bawah presiden tidak perlu diubah. Di bawah presiden ataukah tidak bukanlah persoalan konstitusionalitas, melainkan merupakan pilihan kebijakan politik hukum sehingga tidak ada masalah diletakkan di mana pun.

Hanya saja, Yusril mengusulkan agar pola pengangkatan jaksa agung diubah. Pengangkatan jaksa agung perlu melibatkan DPR. Hal tersebut dimaksudkan agar penentuan jaksa agung tidak absolut berada di tangan presiden.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Diksi 'Ancaman Keamanan’ dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Diksi 'Ancaman Keamanan’ dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Nasional
Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Nasional
Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Nasional
Megawati Ungkap Alasan Peringati Harlah Pancasila di Ende

Megawati Ungkap Alasan Peringati Harlah Pancasila di Ende

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta 2024, Mahfud: Silakan Saja

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta 2024, Mahfud: Silakan Saja

Nasional
Putusan MA soal Usia Kepala Daerah Dinilai Bikin Syarat Pencalonan Pilkada Tak Adil dan Seragam

Putusan MA soal Usia Kepala Daerah Dinilai Bikin Syarat Pencalonan Pilkada Tak Adil dan Seragam

Nasional
KPU Disebut Bisa Tunda Pemberlakuan Putusan MA soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah

KPU Disebut Bisa Tunda Pemberlakuan Putusan MA soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Nasional
Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Nasional
Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Nasional
Tak Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Megawati Disebut Sedang Kurang Sehat

Tak Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Megawati Disebut Sedang Kurang Sehat

Nasional
Hasto Kristiyanto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Hasto Kristiyanto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Nasional
Pakaian Teluk Belange, Baju Adat Jokowi Saat Pimpin Ucapara Hari Lahir Pancasila di Riau

Pakaian Teluk Belange, Baju Adat Jokowi Saat Pimpin Ucapara Hari Lahir Pancasila di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com