Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga yang Meresahkan

Kompas.com - 05/07/2011, 10:35 WIB

Kenaikan harga barang-barang menjelang Lebaran adalah fenomena berulang yang seolah tak terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau kehilangan kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal ini meresahkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.

Di Purwakarta misalnya, warga berharap pemerintah bertindak untuk mengatasi kenaikan harga bahan-bahan pokok. Tanpa langkah segera, kenaikan diyakini merembet ke komoditas lain akibat spekulasi pedagang yang ingin mengeruk keuntungan.

Aep (62), warga Kelurahan Nagrikaler, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2011) mengatakan, kenaikan harga kini masih terjadi pada sebagian bahan pangan, terutama daging ayam dan bawang merah. Namun, seperti sering terjadi sebelumnya, harga-harga komoditas lain ikut naik menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran.

Kenaikan harga daging ayam tercatat signifikan di sejumlah pasar tradisional di Purwakarta. Dalam tiga pekan terakhir, harga daging ayam sayur naik dari Rp 20.000 per kg menjadi Rp 26.000 per kg. Sementara bawang merah melonjak dari Rp 16.000 per kg menjadi Rp 20.000 per kg.

Sejumlah pengecer menyebut kenaikan itu dipicu oleh berkurangnya pasokan dari pedagang besar dan petani . Berkurangnya pasokan antara lain karena faktor cuaca dan pengaturan pola tanam yang memungkinkan petani panen saat harga jualnya tinggi, yakni menjelang bulan puasa atau hari raya .

Tarji (51), pedagang sapi dari Cipeundeuy, Kabupaten Subang, yang berjualan di Pasar Hewan Ciwareng Purwakarta menambahkan, harga daging sapi di tingkat pengecer masih relatif stabil pada kisaran Rp 58.000 per kg. Namun, harga sapi cenderung naik seiring naiknya permintaan, seperti sapi lokal yang naik rata-rata Rp 100.000-200.000 menjadi Rp 3,6-4,2 juta per ekor.  

"Sebagai pedagang saya ingin harga jual yang tinggi, tetapi sebagai konsumen bahan-bahan pokok, seperti warga lainnya saya ingin harga yang terjangkau dan tidak terus naik," tambah Tarji.

Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Ahmad Gunawan mengatakan, instansi terkait belum berkoordinasi untuk membahas kenaikan harga bahan-bahan pokok. Namun, unsur-unsur di lingkungan pemerintah daerah akan segera bertemu untuk membahas ketersediaan bahan pangan dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan yang jatuh pada awal Agustus 2011.  

Kenaikan masih terbatas pada beberapa komoditas. Sejauh ini belum ada instruksi atau rencana operasi pasar atau langkah lain. Secara umum, harga bahan-bahan pokok masih stabil, sebagian justru turun seperti cabai karena pasokannya lebih banyak ketimbang sebelumnya, tambah Ahmad.

Ketika fenomena kenaikan harga ini menjadi "tradisi" seperti halnya mudik, apakah yang harus dilakukan. Sebagai konsumen, kita musti tidak gegabah dalam membeli barang-barang kebutuhan, sementara pemerintah diharapkan bisa menjaga kestabilan harga dengan berbagai cara seperti menindak penimbun barang, atau menggelar operasi pasar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com