Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NU Perkuat Paham Islam yang Toleran

Kompas.com - 07/06/2011, 02:49 WIB

Jakarta, Kompas - Nahdlatul Ulama bertekad memperkuat pemahaman Islam di Indonesia yang moderat, toleran, dan antikekerasan. NU juga berkomitmen senantiasa menjaga empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Penegasan itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqiel Siroj, Senin (6/6), seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. ”Sangatlah penting untuk memperkuat (pemahaman) bahwa Islam Indonesia adalah Islam yang mengedepankan akhlakul karimah, wisdom, kearifan menjauhi kekerasan, dan bahkan antikekerasan. Kita bahkan juga menghadapi kekerasan yang mengatasnamakan Islam, (karena) hal itu justru menjadi musuh dan mencoreng Islam sendiri,” kata Said.

Persoalan radikalisme sempat menjadi pokok pembicaraan serius antara Presiden dan sejumlah fungsionaris PBNU, di antaranya Rais Am KH Sahal Mahfudz. Menurut Said, ada atau tidak ada radikalisme dan terorisme, NU tetap berkomitmen memegang teguh empat pilar kebangsaan. ”Bagi NU, yang namanya Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah final,” katanya.

NU, menurut Said, juga telah berkiprah dalam usaha deradikalisasi. Salah satunya dengan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menyosialisasikan Islam yang benar. Dalam sosialisasi ke sejumlah wilayah itu disampaikan bahaya radikalisme serta bagaimana radikalisme itu bertentangan dengan ajaran Islam yang seharusnya membawa berkah, bukan malah membawa bencana.

Pertemuan fungsionaris PBNU dengan Presiden juga berkaitan dengan rencana PBNU menggelar Peringatan Hari Lahir NU Ke-85 pada 17 Juli mendatang. Dalam peringatan itu, PBNU akan menggelar pertemuan tarekat-tarekat tasawuf atau sufi sedunia. Pertemuan akan dihadiri 22 sufi dari mancanegara serta 43 sufi dari dalam negeri. Sufi mancanegara yang akan hadir antara lain dari Mesir, Syria, Amerika Serikat, Jepang, Maroko, Turki, dan Malaysia. Pertemuan itu, selain memperdalam tasawuf, juga ditujukan untuk memberikan gambaran kepada dunia mengenai Islam Indonesia yang toleran, moderat, dan antikekerasan.

Peringatan yang dipusatkan di Stadion Gelora Bung Karno juga akan diikuti sekitar 30.000 anggota Banser Ansor serta kiai pesantren dari Jawa, Madura, dan Lampung. Peringatan juga diisi seminar ekonomi rakyat dan pameran di Jakarta Convention Center yang menghadirkan hasil ekonomi kreatif nahdliyin dari berbagai daerah. (WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com