Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Kelima untuk Pesawat MA-60

Kompas.com - 07/05/2011, 15:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jatuhnya pesawat Merpati MA-60 ke perairan daerah Kaimana, Papua Barat, pada hari Sabtu (7/5/2011) merupakan kecelakaan kali kelima untuk pesawat buatan China tersebut. Kecelakaan ini juga merupakan kecelakaan paling fatal yang pernah dialami pesawat MA-60 sejak dioperasikan kali pertama oleh Sichuan Airlines pada tahun 2000.

Kecelakaan pertama terjadi pada 11 Januari 2009. Ketika itu, Xian MA-60 milik Zest Airways dengan penerbangan 865 dengan 22 penumpang dan 33 awak mengalami undershot di Landasan Pacu 06. Kecelakaan terjadi saat pesawat mendarat di Bandar Udara Godofredo P Ramos, Filipina.

Roda pendarat dan baling-baling pesawat mengalami kerusakan parah. Tiga orang terluka. Namun, tidak ada korban jiwa.

Kecelakaan kedua terjadi pada 25 Juni 2009. Saat itu, Xian MA-60 milik Zest Airways dengan nomor penerbangan 863 berpenumpang 54 orang dengan 5 awak pesawat mengalami overshot saat mendarat di Bandar Udara Godofredo P Ramos. Tidak ada korban luka dalam kecelakaan tersebut.

Kecelakaan ketiga terjadi pada 3 November 2009. Xian MA-60 UM-239 milik Air Zimbabwe menabrak lima babi hutan saat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Harare. Pesawat berhasil dihentikan dari proses lepas landas. Namun, lambung pesawat rusak parah akibat benturan.

Sementara itu, pada 7 Desember 2010, kecelakaan keempat terjadi di Bandara Internasional Rangoon. Pesawat Xian MA-60 kala itu juga tergelincir ketika mendarat.

Kecelakaan terakhir dan terparah adalah jatuhnya pesawat Merpati jenis MA-60 di Kaimana, Papua Barat, pada Sabtu (7/5/2011) siang. Pesawat itu jatuh dan tenggelam. Hingga berita ini ditulis, sudah 15 orang ditemukan meninggal dunia.

Dari kantor berita Antara terungkap, PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) pernah menghentikan pengoperasian (grounded) pesawat MA-60 buatan Xian Aircraft asal China menyusul kerusakan di rudder (sayap bagian) belakang pesawat.

"Grounded kami lakukan karena ada crack (retak) di bagian sayap belakang," kata (alm) Direktur Utama Merpati Bambang Bhakti seusai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR-RI di Gedung MPR/DPR, Rabu (10/6/2009), dalam sebuah wawancara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com