Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Bersikaplah

Kompas.com - 27/02/2011, 08:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Sekretariat Gabungan Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintahan perlu segera menyikapi polemik di seputar koalisi pemerintahannya. Dinamika seputar koalisi telah mengganggu kinerja pemerintah selama 1,5 tahun ini.

”Presiden Yudhoyono hanya punya sisa waktu 3,5 tahun untuk menunjukkan kinerjanya dan menyelamatkan Partai Demokrat. Jika di waktu tersisa ini Presiden berhasil memaksimalkan pembangunan, rakyat akan puas dan memperbesar kemungkinan Demokrat untuk kembali menang di Pemilu 2014,” kata Arbi Sanit, pengajar Ilmu Politik Universitas Indonesia, dalam diskusi tentang nasib koalisi pemerintahan dan perombakan kabinet di Jakarta, Sabtu (26/2/2011).

Hadir sebagai pembicara lain adalah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Happy Bone Zulkarnaen, dan Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil.

Nasib koalisi kembali marak dibicarakan setelah sejumlah petinggi Partai Demokrat mengatakan akan mengevaluasinya. Pernyataan itu dipicu sikap Partai Golkar dan PKS—yang mendukung hak angket mafia pajak— yang berbeda dengan empat anggota lain, yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebelumnya, Partai Golkar, PKS, dan PPP juga berbeda sikap dalam hak angket Bank Century.

”Dalam koalisi boleh beda pendapat, tetapi jangan beda sikap politik,” ujar Arbi. Untuk itu, yang dibutuhkan sekarang adalah mengefektifkan koalisi. Caranya, antara lain, merombak kabinet dan membuat aturan main lebih jelas di Setgab.

Jika dilakukan, ujar Saan, perombakan kabinet tidak hanya memakai pertimbangan politik, tetapi juga pertimbangan obyektif rasional. Untuk itu, perombakan juga akan dilakukan dengan memerhatikan kinerja masing-masing menteri yang selama ini antara lain dipantau Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan.

Menurut Nasir Djamil, perbedaan sikap politik anggota koalisi tidak perlu dipermasalahkan selama tidak mengganggu pemerintahan. Happy Bone menambahkan, perbedaan dan sikap kritis itu dimaksudkan untuk menambah baik pemerintahan Yudhoyono.

Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie yang juga kader PKS, Sabtu di Yogyakarta, mengatakan, perbedaan pandangan itu diharapkan menjadi pelajaran bersama untuk tetap menyukseskan program pembangunan hingga 2014. (ABK/NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Nasional
Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Nasional
Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Nasional
PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Nasional
Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Nasional
35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

Nasional
Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Nasional
PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

Nasional
Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Nasional
Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Nasional
Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Nasional
Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Nasional
Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Nasional
PKB Utus Dua Elitenya Bertanding Tingkatkan Elektabilitas untuk Diusung di Pilkada Jabar

PKB Utus Dua Elitenya Bertanding Tingkatkan Elektabilitas untuk Diusung di Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com