Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KCI: Lawan Skenario Intervensi Modal Asing

Kompas.com - 05/12/2010, 13:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Belajar dari pengalaman masa lalu, Koalisi Cinta 100 % Indonesia (KCI) menilai seluruh agenda kebijakan negara, baik lokal maupun nasional, selalu tidak pernah 'bebas nilai'. Termasuk, Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 88 Tahun 2010 tentang Kawasan Dilarang Merokok dan Penghapusan Tempat Khusus Merokok.

"Pergub No 88/2010 sarat dengan kepentingan modal luar negeri, khususnya industri farmasi multinasional. Apalagi, berbagai pihak di Indonesia terbukti menerima dana asing untuk menggalang kampanye anti rokok tersebut. Skenario campur tangan asing perlu kita lawan," ujar Koordinator KCI saat ditemui di tengah aksi kampanye kretek sebagai produk khas Indonesia, Minggu ( 5/12/2010 ) di Jakarta. 

Dana asing yang diklaim cukup besar ini, kata Suroso, berasal dari Michael R Bloomberg, walikota New York. Lewat institusi Bloomberg Initiative, ia terkesan seorang filantropis sejati yang tak punya kepentingan apapun di balik kampanye anti rokok dunia. 

Dalam sebuah tulisan di situs 247 wallst.com berjudul The Drug Lords, The Man Who Run The Global Pharmaceutical Industry, disebutkan secara jelas bahwa Bloomberg memiliki hubungan khusus dengan industri farmasi, yakni dengan William R Brody, sobat dekat dan penasehatnya. Brody merupakan salah satu direktur sebuah perusahaan farmasi nomor empat terbesar di dunia bernama Novartis yang pasar penjualannya mencapai 125 miliar dollar AS.

KCI menduga Bloomberg Initiative adalah alat terselubung dalam menggerakkan dana korporasi farmasi asing untuk melakukan kampanye hitam anti rokok sedunia. "Dengan tingginya jumlah konsumen rokok, Indonesia jelas pasar yang ideal bagi korporasi yang memproduksi berbagai bentuk Nicotine Replacement Therapy (NRT) sebagai pengganti rokok," papar Suroso.

"Fakta Bloomberg seperti seorang dermawan sejati dalam kampanye anti rokok sedunia jelas menipu kita semua," tambahnya.

Ia mengingatkan, industri hasil tembakau, khususnya kretek, sejak dulu tumbuh mandiri tanpa suntikan modal asing. Industri kretek melibatkan proses kinerja produktif jutaan masyarakat Indonesia.

Tercatat, menurut perkiraan Serad ( 2009 ), sektor yang terkait secara tak langsung dengan industri rokok mampu menyerap lebih dari 24,4 juta tenaga kerja. Angka ini bisa melewati 30 juta orang bila ditambah tenaga kerja pascapanen, industri rokok putih dan mata rantai distribusinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com