Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Minyak Bumi Tinggal 24 Tahun?

Kompas.com - 09/08/2010, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi Didik Rachbini mencatat rasio cadangan minyak bumi di perut bumi Indonesia terhadap produksi tinggal 24 tahun ke depan. Setelah itu, masih buram.

Hal ini diungkapkannya dalam Simposium Nasional bertajuk 'Penyempurnaan UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas dalam Rangka Mendukung Pengelolaan SDA Migas yang Bertujuan pada Ketahanan Energi Nasional' di Hotel Le Meridien, Senin (9/8/2010).

Didik mengatakan 24 tahun itu diperoleh dari perbandingan cadangan minyak bumi yang tinggal sebesar 8,4 miliar barel. Dengan produksi sebesar 348 juta per tahun. Dengan catatan ini, realitas bahwa Indonesia masih terus bertumpu pada BBM merupakan masalah besar. "Jadi, transformasi yang kita kehendaki, harus berubah dan bergeser sehingga tak akan bergantung pada minyak," tuturnya.

Didik mendorong agar pencapaian sasaran baruan energi primer nasional di tahun 2025 harus menunjukkan perkembangan setiap tahun. Menurut cetak birunya, konsumsi minyak bumi hanya sekitar 20 persen dari total konsumsi energi. Konsumsi terbesar harus ditempati batu bara sebesar 33 persen dan gas alam sebesar 30 persen.

Berdasarkan catatan Didik, cadangan batu bara saat ini sebesar 18,7 miliar ton. Dengan produksi rata-rata 201 juta ton per tahun, rasio cadangannya selama 93 tahun. Sementara itu, cadangan gas bumi hanya sebesar 165 TSCF. Dengan rata-rata produksi 2,79 TSCF per tahun maka rasio cadangan terhadap produksi tinggal sekitar 59 tahun.

Sebelumnya, Sekjen Kementerian ESDM Waryono Karno mengatakan tren produksi minyak bumi memang mengalami penurunan alami belakangan ini. "Memang disebabkan oleh adanya lapangan-lapangan yang telah menua, sementara kebutuhan minyak dan gas bumi dan produknya sebagai energi semakin meningkat dari tahun ke tahun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com