Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS 'Pede' Hadapi Pemilu 2014

Kompas.com - 12/06/2010, 12:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu agenda yang akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan digelar pekan depan adalah menyusun kebijakan politik strategis hingga 5 tahun ke depan. Sekjen PKS Anis Matta mengatakan, dengan fondasi yang dibangun sejak sekarang, partainya lebih percaya diri dan yakin akan memperoleh suara signifikan pada Pemilu 2014 mendatang. Hal itu diutarakannya pada diskusi "PKS di Tengah Pusaran Politik dan Target 2014" di Jakarta, Sabtu (12/6/2010).

"Kami lebih pede untuk Pemilu 2014. Selama 12 tahun berdiri dan hingga 2014 nanti sudah berdiri pilar-pilar yang menjadi fondasi politik yang kuat," kata Anis.

Pilar-pilar yang dimaksudnya adalah jumlah kader, jangkauan struktur, dan pengalaman di lembaga legislatif. "Jangkauannya sudah sampai di seluruh Indonesia. Pengalaman di fraksi memadai. Dengan sedikit kerja keras, di Pemilu 2014 kami yakin suara akan meningkat signifikan," ujarnya.

Selain itu, PKS melihat ada tren penurunan suara partai-partai besar pada dua pemilu terakhir. Penurunan suara partai besar dianggap sebagai peluang untuk mendapatkan peralihan dan limpahan suara.

Pengamat politik Indo Barometer, M Qodari, mengatakan, PKS tak bisa hanya memanfaatkan momen-momen politik untuk mendongkrak suaranya pada 2014. PKS harus menciptakan tokoh atau figur yang bisa dikenal oleh masyarakat luas. Faktor figur dinilai sangat menentukan untuk mendapatkan tambahan suara. Ancaman dari internal dan eksternal partai juga menjadi catatan tersendiri.

"Ancaman dari dalam, sebagai konsekuensi menjadi partai besar, akan banyak orang di dalamnya. Peluang perbedaan persepsi menjadi semakin besar. Jangan sampai perbedaan ini memunculkan perpecahan. Ini bisa menjadi ancaman dalam lima tahun ke depan," kata Qodari.

Sementara ancaman dari luar adalah pergeseran persepsi publik terhadap PKS yang dipandang biasa-biasa saja dan sama dengan partai lainnya. "Kalau menjadi partai biasa-biasa saja, sulit tambah konstituen. Harus dibangun bagaimana ke depan PKS dipersepsi secara berbeda," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com