Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Maaf, Tak Ada Dendam!

Kompas.com - 11/05/2010, 12:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri menegaskan, tidak ada unsur balas dendam terkait peningkatan status mantan Kepala Bareskrim Polri Komjen Susno Duadji dari saksi menjadi tersangka pada kasus penangkaran ikan arwana PT Salmah Arwarna Lestari di Rumbai, Riau.

"Oh, maaf-maaf. Saya bilang dari awal, Pak Susno adalah anggota saya. Dari awal di DPR saya sampaikan ini menjadi beban berat itu. Jadi, tidak ada yang namanya balas dendam. Keliru besar jika ada yang bicara seperti itu," tegas Kapolri kepada para wartawan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/5/2010). Kapolri juga menegaskan tidak ada permainan jebak-menjebak pada penetapan status tersangka tersebut.

Sebelumnya, kemarin, Indonesia Police Watch (IPW) menilai adanya kesan balas dendam di balik peningkatan status Susno sebagai tersangka. "Penetapan ini tak lazim. Seharusnya polisi menyelesaikan dulu kasus Gayus Tambunan yang diungkapkan Susno. Pada sidang kode etik kemarin, Komisaris Arafat sangat jelas merinci aliran dana kasus Gayus," ujar Ketua IPW Neta S Pane kepada Kompas.com.

Soal kasus dugaan korupsi pajak di Direktorat Jenderal Pajak tersebut, polisi baru menetapkan Arafat sebagai tersangka. Sementara perwira menengah dan dua jenderal yang disebut-sebut terlibat dalam kasus tersebut hingga kini belum ditetapkan sebagai tersangka.

Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji ditetapkan sebagai tersangka oleh tim independen terkait kasus penangkaran arwana di Riau. Tim independen lalu menahan Susno setelah menjalani pemeriksaan di Mabes Polri.

Seperti diberitakan, Susno dituduh menerima uang suap senilai Rp 500 juta dari Haposan Hutagalung melalui Sjahril Djohan untuk mempercepat penanganan kasus PT Salmah Arwana Lestari di Bareskrim Mabes Polri. Uang itu diserahkan Sjahril di rumah pribadi Susno di Fatmawati, Jakarta Selatan.

Saat penyerahan uang itu, anggota Polri, Ajun Komisaris Besar Syamsulrizal, mendatangi rumah Susno untuk keperluan dinas. Syamsul telah diperiksa tim independen dan mengaku melihat penyerahan uang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com