Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menembus Pengamanan Ketat ke Tembagapura

Kompas.com - 16/04/2010, 21:10 WIB

KOMPAS.com — Jika bertolak dari Timika menuju Tembagapura, Papua, dengan menggunakan bus, jangan heran jika melihat beberapa lelaki berseragam hitam, bersenjata laras panjang dengan disertai rompi antipeluru duduk di antara penumpang.

Dilihat sepintas, penampilan mereka mirip dengan Detasemen Khusus 88 yang saat ini menjadi pasukan yang populer di tengah masyarakat. Mereka memang bukan anggota Densus, melainkan anggota Satuan Tugas Amole, yang terdiri dari anggota Brimob Polda Papua dan TNI.

Satuan ini jumlahnya sekitar 800 orang. Tugasnya, menjamin rasa aman penduduk sipil yang bepergian menggunakan kendaraan darat dari Timika menuju Tembagapura atau sebaliknya. Satuan ini dibentuk menyusul terjadinya serangkaian penembakan terhadap karyawan PT Freeport Indonesia pada pertengahan 2009 lalu.

Untuk menjamin rasa aman itulah, setiap bus dikawal tiga anggota Satgas bersenjata lengkap. Mereka biasa duduk di sebelah sopir, bagian depan, dan bagian belakang bus.

Ketika tim Bravo Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia hendak ke Tembagapura, Jumat (16/4/2010) pagi, pasukan ini pun mengawal ketat. Selain petugas dalam bus, terdapat tiga mobil lainnya yang berisi tiga sampai empat petugas mengawal perjalanan tim.

Wartawan Kompas Harry Susilo yang tergabung dalam tim yang akan mendaki ke Cartenz Pyramid itu melaporkan untuk Kompas.com, selama di dalam bus, anggota Satgas itu senantiasa bersiaga. Sambil mengacungkan senjata ke luar jendela, pandangan mereka menyapu setiap sudut di sepanjang jalan berkerikil dengan jarak sekitar 70 kilometer itu.

"Para penembak itu biasanya berada tidak jauh dari tepi jalan," kata salah satu anggota Satgas Amole mengenai kesiagaan itu. Yang dimaksud dengan para penembak itu adalah sekelompok orang yang sudah beberapa kali melancarkan penembakan terhadap kendaraan yang mengangkut karyawan PT Freeport Indonesia.

Selain dikawal, bus berisi penumpang yang hendak melintasi jalan di dalam kawasan Freeport biasanya juga konvoi untuk meminimalkan adanya kejahatan di jalan. "Setidaknya ada 14 bus yang konvoi untuk sekali jalan," ucap Narniur Erelak, Corporate Communications Staff PT Freeport Indonesia, saat menerima tim.

Pengawalan ketat dan antisipasi itu memang bukan tanpa alasan. Apalagi, serangkaian penembakan yang terjadi di jalur Freeport itu telah menyebabkan tiga orang tewas dan beberapa lainnya luka. Dengan penjagaan ketat, kejadian itu diharapkan tidak lagi terulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik Jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik Jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com