Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danjen Kopassus: TNI Bisa Tangani Terorisme di Obyek Manapun

Kompas.com - 15/03/2010, 14:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus atau Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus mengatakan, TNI memiliki kemampuan menangani kasus terorisme di obyek atau area manapun di Indonesia.

Lodewijk menjelaskan tindak terorisme bisa terjadi di berbagai obyek area manapun, bisa di perkotaan, hutan-hutan, gedung, hingga pesawat. "Kemampuan satuan bisa menangani di semua obyek. Entah itu Detasemen Khusus 88 Antiteror (Polri), Detasemen Jalamangkara (TNI AU), Detasemen Bravo (TNI AU), dan lainnya, saya kira sama lah semua," kata Lodewijk usai upacara serah terima jabatan sejumlah Komandan Satuan di Makopassus, Cijantung, Senin ( 15/3/2010 ).

Terkait peta terorisme Indonesia yang mulai merambah kawasan hutan di Aceh, kata Lodewijk, bukan berarti mutlak TNI yang ambil tindakan karena lebih menguasai medan pertempuran.

Seperti dikatakannya, TNI atau juga Polri memiliki kemampuan yang sama di areal obyek manapun. "Bukan berarti kalau kasus teroris di perkotaan itu polisi yang tangani, sementara yang di hutan-hutan itu urusan TNI. Bukan begitu," kata dia.

Ia menjelaskan, kasus terorisme sebagai tindak pidana, masih menjadi wilayah Polisi sebagai aparat penegak hukum. Kopassus sebagai pasukan elit TNI, ungkapnya, hanya siap siaga memberi bantuan jika memang diperlukan. "Katakan seperti kasus penyanderaan di Mumbai, India, Polisi kesulitan. Nah di situ kami masuk, saling membantulah," tegasnya.

Lodewijk juga membantah jika dikatakan selama ini terjadi tumpang tindih dalam penanganan kasus teroris di Indonesia. Ia menegaskan tidak ada tarik menarik kepentingan antara Polri dan TNI dalam pelaksanaan tugas pemberantasan terorisme.

"Tapi sering dikatakan, terorisme itu extraordinary crime yang harus dilawan seluruh komponen bangsa. Terutama Polisi dan TNI, kita harus bersatu padu," kata Lodewijk tegas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com