Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberuntungan dalam Batu Gambar

Kompas.com - 12/02/2010, 14:12 WIB

Robby berkali-kali mengelus batu alam yang bertengger di cincin jari manisnya. Berulang kali pula ia berkisah, batu dengan karakter kura-kura pada bagian dalamnya itu telah ditawar Rp 25 juta. Namun, ia memilih mempertahankannya.

Batu akik semacam miliknya itu, diyakini Robby, mendatangkan keberuntungan alias hoki. Apalagi batu gambar itu hanya satu- satunya. Tak akan pernah ada duanya lagi.

Jika Robby membanggakan batu gambarnya, beda lagi dengan Sam Sianita yang mempertontonkan batu berkarakter kantong semar. Ia baru akan melepas seharga Rp 5 miliar!

Diukir alam, kantong semar di dalam batu itu bagai lukisan bercorak warna yang indah. Kantong semar dimitoskan pembawa keberuntungan. Keberuntungan diharapkan terpancar dalam hidup pemiliknya.

Keberuntungan itu pula yang membuat batu gambar memiliki nilai tersendiri. Berasal dari bongkahan besar batuan, perajin batu gambar belum tentu menemukan batuan dengan corak gambar yang indah. Gambar yang muncul dari dalam sebuah batu-hasil proses geologi jutaan tahun- merupakan garis keberuntungan tersendiri. Energi yang dihasilkannya diyakini sangat besar.

Batu gambar sejatinya sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Di Museum Leiden, Belanda, hingga kini masih terpajang batu gambar kekayaan Tanah Air.

Batu gambar memiliki keunggulan keindahan seni alami dibandingkan dengan batu mulia lain. "Batu lain hanya mengandalkan teknik pemotongan dan kadar karat, bukan nilai seni," ujar Sam.

Sam, yang juga Ketua Komunitas Batu Gambar Indonesia, mengaku prihatin. Pasalnya, masyarakat Indonesia belum bangga menggunakan kekayaan batu alam kekayaan sendiri. Peminat batu mulia masih cenderung melirik batu impor, seperti opal dari Australia atau batu giok China.

Padahal, batu akik atau agate yang menjadi obyek eksplorasi mencari gambar alami itu melimpah. Di antaranya, banyak ditemukan di wilayah Pacitan, Garut, Sangiran, Nusakambangan, dan Nusa Tenggara Timur.

Seiring statusnya sebagai batuan lokal, unsur mitologi kental mengiringi batu gambar, yang berkisah seputar cinta kasih, kedamaian, kesuburan, kesabaran, tolak bala, dan wibawa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com