Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Listrik hingga Air Surut

Kompas.com - 09/02/2010, 16:16 WIB

 

BANDUNG, KOMPAS - Pemadaman listrik di sejumlah wilayah Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang kebanjiran sepekan terakhir masih akan dilakukan hingga air surut. Selain menghindari kerusakan infrastruktur yang lebih parah, langkah ini juga ditempuh Perusahaan Listrik Negara (PLN) demi keselamatan masyarakat luas.

"Jika aliran listrik masih tersambung, keselamatan masyarakat lebih terancam. Genangan merupakan penghantar arus listrik berbahaya. Untuk itu, sudah menjadi standar operasional PLN untuk memutus sambungan listrik setiap banjir di suatu wilayah hingga ketinggian tertentu," ujar Deputi Manajer Komunikasi PLN Distribusi Jawa Barat-Banten (DJBB) Adang Djarkasih, Senin (8/2).

Dia mengatakan, pemutusan arus listrik dilakukan bila genangan mencapai sekitar 70 sentimeter di atas permukaan tanah. Parameter itu diambil mengacu ketinggian papan hubung bagi (PHB) di masing-masing gardu distribusi tiang portal setinggi 1,2 meter.

PHB berfungsi mendistribusikan aliran listrik ke pelanggan. "Jika PHB terendam, akan terjadi hubungan pendek listrik. Untuk itu, jika ketinggian air sudah mencapai setengahnya, aliran listrik segera diputus," kata Adang.

Berdasarkan data PLN DJBB, selama terjadi banjir, pemadaman dilakukan di empat gardu distribusi yang mengaliri listrik ke Kampung Cieunteung, Cigado, Cigosol, Muara, Jambatan, Ciputat, dan Uak. Semuanya di Kecamatan Baleendah. Pemadaman dimulai Jumat dan rata-rata dilakukan 10 jam, menunggu air surut.

Total pelanggan yang arus listriknya dipadamkan akibat banjir 1.863 rumah tangga, dengan keseluruhan pemakaian listrik mencapai 28.975 kWh. Namun, hingga kemarin pemadaman listrik hanya di Kampung Cieunteung yang terdiri dari 157 pelanggan, dengan total pemakaian 7.466 kWh. Adapun aliran listrik di wilayah lain sudah tersambung lagi karena air surut.

Standar operasi

Staf Humas PLN DJBB Agus Yuswanta menambahkan, pemadaman dilakukan seketika saat ada informasi banjir di suatu lokasi. "Jika air surut, aliran listrik kembali disambung. Namun, jika banjir datang lagi, aliran listrik akan kami putus. Itu sudah standar operasi," katanya.

Soal kerugian, Yuswanta mengatakan, sejauh ini belum ada. Namun, akibat banjir itu, PLN kehilangan potensi menyalurkan listrik 28.975 kWh. Meski demikian, pihaknya tidak menghitungnya sebagai kerugian. PLN merugi hanya jika terjadi kerusakan infrastruktur, seperti gardu, jaringan kabel, atau trafo.

PLN meminta masyarakat berpartisipasi melaporkan temuan kerusakan infrastruktur akibat banjir, seperti tiang jadi miring, gardu terendam, atau jaringan kabel putus. Masyarakat bisa melapor ke kantor PLN terdekat.

"PLN membuka posko bencana selama 24 jam. Masyarakat di lokasi bencana bisa menghubungi jika terjadi kejadian darurat," tutur Sekretaris Posko Bencana Alam PLN DJBB Agus Budianto.

Untuk mengantisipasi bencana, PLN mengerahkan 517 personel siaga yang bisa segera diterjunkan dalam kondisi darurat. Selain itu, Posko Bencana PLN DJBB juga telah mendirikan empat tenda darurat di Baleendah yang difungsikan sebagai pengungsian dan dapur umum serta satu perahu karet untuk evakuasi warga. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com