Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Faisal "WO" dari Rapat Konsultasi

Kompas.com - 29/01/2010, 17:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Pansus Angket Kasus Bank Century asal Fraksi Partai Hanura, Akbar Faisal, memilih walk out alias meninggalkan rapat konsultasi antara Pimpinan DPR, Pimpinan Pansus, perwakilan fraksi dan sejumlah lembaga negara BPK, PPATK dan Bank Indonesia, Jumat (29/1/2010), di Gedung DPR, Jakarta.

Sebelum memilih meninggalkan ruang rapat, Akbar melakukan interupsi dan menyatakan tidak puas dengan penjelasan PPATK, BPK dan BI. "Pansus ini dibentuk berdasarkan UUD 1945. Alasan yang bapak-bapak sampaikan tadi dasarnya UU, kesampingkan UU, karena Pansus ini dibentuk berdasarkan kehendak tertinggi yaitu rakyat. Kalau pembahasan begini terus, saya memilih keluar saja dari forum ini," kata Akbar sembari berdiri serta menyalami para pimpinan DPR dan pimpinan lembaga negara.

Ketika ditanya wartawan, Akbar kembali mengungkapkan alasannya. "Yang dibahas tadi soal UU, itu sudah selesai kalau kita lihat bahwa Pansus dibentuk berdasar kehendak rakyat, UUD 1945. Masak rakyat yang meminta, mereka menolak. DPR harus mengembalikan posisinya," ujarnya.

Rapat konsultasi kali ini, diharapkan bisa menjadi solusi dari hambatan yang dialami Pansus untuk mendapatkan sejumlah data dan dokumen penting.

Akbar berdalih, tindakan yang dilakukannya untuk meluruskan posisi DPR dan Pansus. "Kalau begini terus, tidak ada ujungnya. Soal UU sudah clear kok," katanya.

Ketika ditanya, sikapnya bentuk ketidakkonsistenannya sebagai anggota Pansus, ia menolak anggapan tersebut. Padahal, rapat konsultasi ini diadakan berdasarkan permintaan Pansus sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com