Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa Umat Lintas Agama untuk Gus Dur

Kompas.com - 03/01/2010, 08:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang lintas agama dan suku bangsa bersetia melantunkan doa buat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di tengah rinai hujan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (2/1/2010) malam. Selain berdoa, mereka juga menyatakan tekad untuk meneruskan semangat pluralisme yang diwariskan Gus Dur.

Beberapa tokoh menyampaikan pikiran dan pengalaman mereka selama mengenal Gus Dur dalam acara yang diberi tajuk ”Sejuta Lilin Duka Lintas Iman untuk Gus Dur”. Para tokoh itu di antaranya Ulil Abshar Abdalla, Djohan Efendi, Pendeta Albertus Pati, Romo Beni Susetya, BM Billah, Todung Mulya Lubis, Syafii Anwar, dan Sudhamek.

Inayah Wahid, putri bungsu Gus Dur, menyalakan lilin yang kemudian diteruskan secara estafet kepada semua peserta. ”Saya terharu karena begitu banyak orang yang berdiri di bawah hujan, orang yang mencintai ayah saya malam ini di sini. Juga waktu itu yang berbondong-bondong ke pemakaman,” kata Inayah.

Mewakili keluarganya, Inayah menyampaikan terima kasih atas besarnya dukungan masyarakat. ”Itu bukti atas hasil yang sudah dilakukan ayah sepanjang hidup. Bukti pengabdian beliau kepada masyarakat dan kecintaan beliau terhadap manusia. Satu hal yang pasti, saya ingin mengingatkan, semua ini belum cukup. Kita harus meneruskan perjuangan Bapak untuk kemanusiaan,” katanya.

Pejuang pluralisme

Kesan yang paling kuat yang disampaikan para tokoh itu adalah sosok Gus Dur sebagai pejuang pluralisme, demokrasi, dan kemanusiaan. Selain itu, Gus Dur juga dikenang sebagai sosok yang punya pendirian yang keras dan berani melawan terhadap kezaliman, sekalipun itu harus melawan mainstream.

Djohan Efendi menilai Gus Dur layak menjadi pahlawan nasional. ”Tetapi lebih dari itu, saya ingat ucapan Gus Dur, ’Saya ingin di kuburan saya ada tulisan; di sinilah dikubur seorang pluralis’.”

Todung Mulya Lubis menyebutkan, Gus Dur sebagai tokoh gerakan sosial di Indonesia. ”Dia memiliki komitmen yang luar biasa untuk Islam yang inklusif. Dia juga tokoh untuk pluralisme, demokrasi, dan pemerintahan yang bersih,” katanya.

Todung juga mengingatkan, Gus Dur sebagai Presiden pernah dengan besar hati meminta maaf kepada korban dan keluarga korban pembunuhan massal tahun 1965 dan 1966, juga kepada korban kekerasan di Timor Timur hingga Aceh.

BM Billah menyebutkan, salah satu sumbangan terbesar Gus Dur adalah meletakkan fondasi Islam sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam, khususnya di Indonesia. Dengan prinsip itu, Gus Dur membawa umat Islam untuk menghormati secara tulus dan dalam iman terhadap umat agama lain. ”Sehingga yang lain merasa aman dan dihormati,” katanya.

Prinsip itu dirasakan betul oleh Romo Beni dan Pendeta Albertus Pati. ”Saya pendeta, tetapi merasa sebagai anak ideologi Gus Dur. Artinya, saya sangat setuju dengan pandangan dia karena dia membela perdamaian dan minoritas. Integritas yang dia miliki layak dan boleh dicontoh kita semua. Rakyat Indonesia apa pun agama dan suku bangsanya mendoakan Anda, Gus,” kata Albertus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPR Akui Revisi UU Polri-TNI Perluasan Wewenang tetapi Terbatas

Wakil Ketua DPR Akui Revisi UU Polri-TNI Perluasan Wewenang tetapi Terbatas

Nasional
Pansel Capim KPK Akan Undang Pemred hingga Aktivis untuk Serap Aspirasi

Pansel Capim KPK Akan Undang Pemred hingga Aktivis untuk Serap Aspirasi

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Sepaku Semoi di IKN Senilai Rp 836 Miliar

Jokowi Resmikan Bendungan Sepaku Semoi di IKN Senilai Rp 836 Miliar

Nasional
Muhammadiyah: Jemaah Tanpa Visa Haji Ibadahnya Sah, tapi Tak Dapat Pahala

Muhammadiyah: Jemaah Tanpa Visa Haji Ibadahnya Sah, tapi Tak Dapat Pahala

Nasional
Budi Djiwandono-Kaesang di Pilkada Jakarta, Dasco: Cek Ombak

Budi Djiwandono-Kaesang di Pilkada Jakarta, Dasco: Cek Ombak

Nasional
Laporan BPK 2021, Ada Masalah Data 247.000 Peserta Tapera Belum Mutakhir

Laporan BPK 2021, Ada Masalah Data 247.000 Peserta Tapera Belum Mutakhir

Nasional
Gugus Tugas Sinkronisasi Tidak Cerminkan Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Gugus Tugas Sinkronisasi Tidak Cerminkan Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Gerindra Akan Duetkan Kader dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jakarta

Gerindra Akan Duetkan Kader dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jakarta

Nasional
Bersinergi dengan IJN Malaysia, Holding RS BUMN Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan

Bersinergi dengan IJN Malaysia, Holding RS BUMN Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan

Nasional
Datang ke Papua, Wapres: Saya Ingin Pastikan Pembangunan Berjalan dengan Baik

Datang ke Papua, Wapres: Saya Ingin Pastikan Pembangunan Berjalan dengan Baik

Nasional
Tak Mau Asal Terima Tawaran Kelola Tambang, Muhammadiyah: Kami Ukur Kemampuan Dulu...

Tak Mau Asal Terima Tawaran Kelola Tambang, Muhammadiyah: Kami Ukur Kemampuan Dulu...

Nasional
Fraksi PDI-P Janji Bakal Kritis Sikapi Revisi UU Polri

Fraksi PDI-P Janji Bakal Kritis Sikapi Revisi UU Polri

Nasional
Muhammadiyah Tak Mau Tergesa-gesa Sikapi Izin Kelola Tambang untuk Ormas

Muhammadiyah Tak Mau Tergesa-gesa Sikapi Izin Kelola Tambang untuk Ormas

Nasional
Jokowi Resmikan Persemaian Mentawir di Kalimantan Timur

Jokowi Resmikan Persemaian Mentawir di Kalimantan Timur

Nasional
DPR Setujui Calvin Verdonk dan Jens Raven Berstatus WNI

DPR Setujui Calvin Verdonk dan Jens Raven Berstatus WNI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com