Solo, Kompas -
Kajian Islam juga diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah kemanusiaan, seperti mengurangi kemiskinan dan mengembangkan keadilan sehingga dapat meningkatkan martabat manusia.
”Kajian Islam harus bisa membantu menyelesaikan masalah kebangsaan. Misalnya, bisa tidak IAIN di Ambon menjadi pusat penyelesaian konflik antaragama yang terjadi di sana, STAIN di Manado dan Jayapura menjadi penguat hubungan yang harmonis antara pemeluk agama yang berbeda-beda,” kata Direktur Pendidikan Tinggi Islam Departemen Agama Machasin pada salah satu sesi dalam Konferensi Tahunan Kajian Islam yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta, Selasa (3/11) di Solo, Jawa Tengah.
Selain Machasin, narasumber lain dalam konferensi tersebut adalah guru besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Masykuri Abdullah; Rektor UIN Malang Imam Suprayogo; dan mantan Pembantu Rektor Bidang Pascasarjana Universitas Al-Azhar, Mesir, ABd el Daem Nussair.
Selain setia pada Indonesia dan kemanusiaan, menurut Machasin, kajian Islam juga tentu saja harus setia pada umat Islam dan tradisi keislaman serta kajian ilmiah.
Menteri Agama Suryadharma Ali yang membuka konferensi berharap perguruan tinggi agama Islam bisa menjadi tempat bertemunya arus pemikiran keislaman sekaligus dapat mendamaikan perbedaan. (EKI)