Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WN Indonesia yang Berimigrasi ke Australia, Orang-orang Sukses

Kompas.com - 12/10/2009, 22:03 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com — Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia Christopher Evans mengatakan, banyak warga Indonesia yang bermigrasi ke negaranya umumnya adalah orang-orang yang berhasil.

"Banyak orang Indonesia merupakan migran yang berhasil dan menjadi warga negara Australia yang sukses. Kami melihat jumlah pengusaha dan mahasiswa Indonesia ke Australia cenderung meningkat," katanya, di Sydney, Senin (12/10).

Menteri Evans mengatakan, segala persyaratan untuk bisa menjadi warga negaranya berlaku bagi siapa pun, termasuk para pemohon dari Indonesia. "Selain kehadiran para migran Indonesia yang kemudian menjadi warga negara Australia, hubungan kedua bangsa terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir," katanya.

"Pemerintah kedua negara bahkan telah menandatangani perjanjian kerja sama pemberlakuan visa berlibur dan bekerja bagi kalangan pemuda terdidik Australia-Indonesia," katanya. "Ini satu langkah besar dalam mendorong rakyat kedua negara untuk saling bergerak," katanya.

Dalam hal ini, pihaknya mendorong partisipasi kalangan muda terdidik Australia, termasuk mereka yang kini belajar bahasa Indonesia di Yogyakarta, untuk memanfaatkan peluang ini dengan bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris.

"Kami mendorong mereka ikut memanfaatkan adanya visa berlibur dan bekerja apalagi banyak orang Australia yang berlibur di Indonesia. Dengan mereka bekerja, mereka dapat mengenal langsung budaya Indonesia," katanya.

Sementara itu, terkait dengan acara pengukuhan 30 orang warga negara baru Australia yang berlangsung di kompleks Wisma Pemerintah Parramatta, Sydney, itu, Menteri Christopher Evans mengatakan, Australia adalah negara dengan penduduk yang sangat multibangsa dan multibudaya.

Bahkan, banyak di antara para anggota kabinet pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd berasal dari latar belakang budaya yang beragam. Menteri Urusan Perubahan Iklim dan Air, Penny Wong, misalnya, berasal dari Malaysia sedangkan dirinya berlatar belakang Wales.

Kepada 30 warga negara baru Australia itu, ia berpesan bahwa Australia kini sudah menjadi "negara" dan "rumah" mereka sehingga mereka terikat dengan berbagai hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Dua di antara 30 warga negara baru Australia itu adalah Rudy dan Rosliana Yulia asal Indonesia. Adapun 28 orang lainnya berasal dari Iran, Amerika Serikat, Mesir, India, Pakistan, Banglades, Perancis, Afrika Selatan, Inggris, Filipina, Malaysia, Rusia, Korea Selatan, Liberia, China, Kanada, Kolombia, Suriah, Latvia, dan Polandia.

Australia kini berpenduduk 22 juta orang. Dari jumlah itu, sekitar 6,6 juta orang di antaranya adalah para migran yang berasal dari 200 negara dari seluruh pelosok dunia. Selain bahasa Inggris, mereka juga berbicara dalam lebih dari 300 bahasa ibu yang berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com