Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suciwati: Pembunuh Munir Jangan Dihukum Mati

Kompas.com - 30/10/2008, 16:47 WIB

JAKARTA, KAMIS — Hukuman mati tak akan pernah mendatangkan efek jera dan tak menyelesaikan masalah. Selain itu, setiap manusia mempunyai hati nurani yang memungkinkannya berubah menjadi lebih baik. Berdasarkan keyakinan itulah, Suciwati berharap, jika suatu saat pembunuh suaminya, Munir ditemukan, maka ia tak menginginkan hukuman mati dijatuhkan pada pelaku.

"Bila nanti sudah terbukti para pelaku pembunuh Munir, saya cuma ingin Pemerintah menjatuhkan vonis seumur hidup saja," kata Suciwati, di Jakarta, Kamis (30/10).

Suciwati yang kini menjadi pegiat hak asasi manusia itu meyakini hukuman seumur hidup akan lebih efektif dan memberikan efek jera daripada hukuman mati. "Karena setiap orang, mempunyai nurani dan berhak untuk hidup. Bila nyawa harus dibayar dengan nyawa, berarti itu namanya hukum rimba, dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah," ujarnya.

Sikap yang dilontarkan perempuan asal Malang, Jawa Timur bukan berarti ia tak berduka atas tewasnya suami terkasih. Namun di atas semua kesedihannya, ia mengaku tetap menghargai HAM. "Siapa sih yang enggak sedih ditinggalkan oleh orang yang paling dicintai? Namun begitu, meski orang itu telah melakukan kesalahan besar, dan merampas kebahagian saya, saya tetap tidak setuju dengan eksekusi mati," tegas Suciwati.

"Mungkin saja, nurani pelaku pada saat itu sedang tertutup. Semoga, dengan hukuman seumur hidup, dapat menjadikan dirinya berubah dan menyadari kesalahannya," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com