Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengganti Sapi dengan Kanguru, Cegah Pemanasan Global

Kompas.com - 02/10/2008, 08:42 WIB

SYDNEY, KAMIS - Usulan kontroversial untuk mengganti daging sapi atau domba dengan daging kanguru mendapat pembenaran secara ilmiah untuk mengurangi efek pemanasan global.

Pasalnya, gas buangan dari jutaan perut ternak, baik saat bersendawa maupun buang gas, merupakan penyumbang utama terbentuknya efek rumah kaca yang memunculkan pemanasan, demikian diungkapkan Profesor Ross Garnaut dari Australia. Sedangkan kanguru, mengeluarkan sedikit saja gas methana, tidak seperti ternak.

Bila kemudian usulan agar para petani diharuskan membayar "denda" terhadap gas methana yang dihasilkan ternaknya disahkan, maka harga daging sapi bisa meningkat. Hal ini akan berujung pada perubahan kebiasan makan, dan pilihan daging. Maka daging kanguru bisa menjadi populer kembali.

"Dalam sejarah kehidupan manusia di Australia, sekitar 60.000 tahun, kanguru menjadi sumber daging utama," ujar Profesor Garnaut, Rabu (1/10). "Daging kanguru ini bisa menjadi pilihan utama, meski memiliki beberapa kendala seperti keengganan konsumen untuk mengganti sapi dengan kanguru."

Dalam sebuah penelitian mengenai potensi mengganti domba dan sapi dengan kanguru, disebutkan  bahwa pada tahun 2020, jumlah ternak bisa dikurangi antara 7-36 juta. Ini akan memberi tempat bagi kanguru untuk meningkatkan populasi dari 34 juta saat ini menjadi 240 juta tahun 2020.

Jumlah tersebut lebih dari cukup untuk menggantikan produksi daging sapi dan domba. Harganya pun lebih menguntungkan bagi peternak bila denda gas buangan diterapkan.

Menurut laporan Garnaut, hewan ternak, terutama sapi dan domba bertanggungjawab terhadap sekitar 67 persen gas rumah kaca yang dihasilkan sektor pertanian.

Di lain pihak, walau menjadi lambang negara, jutaan kanguru dibunuh setiap tahun untuk mengendalikan populasi mereka. Kebanyakan dagingnya digunakan sebagai makanan hewan. Padahal daging kanguru disebut lebih sehat karena mengandung lebih sedikit lemak, memiliki kandungan protein tinggi, dan lebih bersih. Mau coba?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com