Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkembang Bisnis Air Bersih untuk Kapal

Kompas.com - 02/05/2008, 01:07 WIB

Pangkalpinang, Kompas - Bisnis air bersih untuk keperluan kapal yang sandar di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, makin berkembang. Hal tersebut seiring meningkatnya jumlah kapal angkutan barang, penumpang, nelayan, dan patroli yang sandar di pelabuhan terbesar di daerah tersebut.

Firdaus yang menyediakan air bersih untuk kapak di Pelabuhan Pangkalbalam, Selasa (29/4), mengatakan, sejak setahun menekuni bisnis tersebut karena untungnya yang lumayan. Meskipun hanya mengisi kapal yang sandar di luar pelabuhan karena ada larangan masuk ke pelabuhan, pendapatannya relatif banyak.

Untuk satu unit kapal patroli dengan awak kapalnya 4-6 orang, dia mengisi lima ton air bersih untuk keperluan dua hari dengan harga Rp 70.000. Jika dalam seminggu bisa mengisi sampai tiga kali, berarti pendapatannya bisa mencapai Rp 210.000 per minggu.

Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga air yang dipasok PDAM ke kapal-kapal yang sandar di dalam Pelabuhan Pangkalbalam yang mencapai Rp 200.000 lebih per lima ton.

”Ada 2-3 kapal patroli yang kami layani dengan menggunakan truk tangki. Meski harga air relatif murah, keuntungan tetap ada dan sanggup menggaji sopir dan empat karyawan secara layak sesuai UMR,” kata Firdaus.

Selain kapal patroli, Firdaus juga melayani kapal nelayan dan angkutan barang meski jumlahnya tidak banyak karena kami hanya bisa beroperasi di luar pelabuhan.

Bahan baku air diambil dari kolong atau air sungai yang bersih sesuai hasil uji laboratorium.

”Biasanya sumber air di Bangka Belitung memang dari air kolong bekas penambangan timah dan air sungai. Pihak PDAM Pangkalpinang juga menggunakan air kolong untuk sumber air bersih,” ujarnya.

Menurut Firdaus, PT Pelindo melarang swasta masuk ke pelabuhan, dengan alasan kebutuhan air bersih untuk kapal-kapal yang sandar di dalam pelabuhan sudah diisi PDAM Kota Pangkalpinang.

”Seharusnya PT Pelindo tidak perlu memberikan monopoli PDAM sehingga kami bisa juga mengembangkan usaha,” ujarnya. (Antara/BOY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com