JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, mengaku telah mewanti-wanti seluruh kader Golkar untuk menghindari korupsi, terutama bagi mereka yang menduduki jabatan politik.
"Tentu, bahkan sebelumnya kami selalu imbau kepada teman-teman. Imbau seluruh kader Golkar yang ada, utamanya yang duduki jabatan publik untuk melakukan program yang ada, melakukan kepemimpinannya dan jangan ada pelanggaran terhadap peraturan yang ada," ujar Idrus di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (20/6/2017).
Bahkan, kata Idrus, sejak Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar di Balikpapan akhir Mei lalu, Golkar juga mewanti-wanti kadernya untuk menjauhi praktik korupsi.
Dengan ditangkap tangannya Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti oleh KPK, ia meminta kader Golkar yang menduduki jabatan politik untuk mematuhi semua aturan hukum dalam mengambil kebijakan.
(Baca: Istri Gubernur Bengkulu Diduga Terima Suap Rp 1 Miliar)
"Kami mengimbau kader Golkar ada kewaspadaan, kehati-hatian, dan tidak perlu takut, laksanakan kebijakan yang ada. Yang penting sesuai aturan yang berlaku. Yang penting kebijakan tidak rugikan rakyat," lanjut dia.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan di Bengkulu, Selasa (20/6/2017). Dalam kegiatan tersebut, petugas KPK menyita uang yang dibungkus di dalam kardus.
"Tim juga mengamankan sejumlah uang dalam mata uang rupiah di dalam sebuah kardus," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah melalui pesan singkat.
(Baca: OTT Gubernur Bengkulu dan Istri, KPK Sita Uang dalam Kardus)
Febri mengatakan, ada lima orang yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan. Menurut informasi, dua di antaranya adalah Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, dan istrinya Lili Madari.
Kelima orang yang ditangkap segera menjalani pemeriksaan awal di Mapolda Bengkulu. Selanjutnya, uang tersebut disita sebagai barang bukti.
"Diduga ada transaksi yang terjadi antara pihak swasta dan pihak terkait penyelenggara negara setempat," kata Febri.