JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis mahasiswa Universitas Indonesia di era reformasi, Taufik Basari, mengatakan bahwa dirinya tak akan bisa melupakan perjuangan rekan-rekannya yang menjadi korban pelanggaran HAM pada tragedi 1998.
Menurut dia, harus ada keadilan untuk para korban. Taufik menuntut pengungkapan kasus HAM yang terjadi pada tragedi 1998.
"Kami mahasiswa 1998 ikut bergerak. Kami tak bisa melupakan. Bulan Mei 19 tahun lalu, mahasiswa coba bergerak, dengan harapan rezim ganti, akan lebih baik. Tuntaskan pelanggaran HAM yang terjadi," kata Tobas sapaan Taufik Basari dalam "Aksi Kamisan" yang ke-493 di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
(Baca: Secuil Sejarah Mei 1998)
Tobas pun mengatakan, ia bersama dengan Kesatuan Aksi Keluarga Besar Universitas Indonesia (KBUI) 1998 akan terus mendukung aksi "Kamisan" dilakukan.
Sebab, ia menilai aksi itu adalah salah satu cara untuk menggapai keadilan.
"Hari kamis ini, sama seperti Kamis lalu kami berdiri di depan Istana menuntut penutasan HAM masa silam. Banyak preristiwa yang kami alami. Ini catatan kelam yang belum selesai," ujar dia.
(Baca: Habibie Akan Bawa Pesan Keluarga Korban Mei 1998 kepada Jokowi)
Ia pun mengingatkan agar pemerintah tak terus menerus terdiam, tanpa ada upaya menuntaskan.
Untuk itu ia menuntut agar negara bertanggung jawab atas peristiwa pahit nan memilukan tersebut kepada para keluarga korban.
"Akan terus kita ingat, peristiwa pahit itu. Akan kita kenang dan akan kita tuntut tanggungjawab negara. Negara tak boleh berdiam diri," tutup Advokat Hak Asasi Manusia tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.