Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Sebut KTT BRF Sepakat Prinsip Saling Hormati Kedaulatan

Kompas.com - 16/05/2017, 13:13 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Selain kemitraan dalam meningkatkan kerja sama infrastruktur antarnegara, para pemimpin negara/kepala pemerintahan peserta KTT Forum Kerja Sama Internasional Sabuk dan Jalan (Belt and Road Forum/BRF) di Beijing, juga membahas prinsip penting kelangsungan inisiatif dari China itu.

Prinsip untuk saling menghormati kedaulatan dan integritas suatu negara diadopsi dalam kerja sama Jalur Sutera Baru dan Sabuk Maritim menjadi hal pokok.

"Itu adalah salah satu prinsip yang diadopsi dan disetujui hampir semua peserta. Dan hasil dari pertemuan ini adalah ada pernyataan bersama yang merangkum semua apa yang dibahas selama dua hari ini," tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Beijing, Senin (15/5/2017) malam.

Dalam pernyataannya saat diskusi meja bundar yang diselenggarakan di Yangqi Lake International Conference Center (ICC), Presiden Joko Widodo mengatakan, prakarsa BRF diharapkan menjadi kerja sama nyata.

Selain itu, BRF juga diharapkan memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan aspek sosial dan pelestarian lingkungan hidup.

Retno Marsudi, usai menghadiri KTT BRF itu mengatakan, koordinasi dan konektivitas antarnegara menjadi hal penting dalam prakarsa Jalur Sutra baru dan Sabuk Maritim yang digagas China.

"Pertama penekanan terhadap budaya komunikasi, dialog dan koordinasi karena akan sulit untuk melakukan suatu pembangunan atau kerja sama konektivitas kalau tidak ada budaya dialog, budaya komunikasi dan budaya koordinasi," kata Retno.

Dalam hari kedua KTT BRF itu, Jokowi memberikan pernyataan bahwa Indonesia, sebagai negara yang berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadi salah satu negara besar di kawasan Asia Tenggara yang memiliki peran penting dalam kemaritiman.

(Baca juga: Makna Inisiatif "Belt and Road" bagi Hubungan Indonesia-China)

Untuk itu, ujar Retno, Indonesia juga telah merencanakan konsep Poros Maritim untuk pembangunan transportasi laut.

Retno mengatakan, prakarsa BRF diharapkan dapat disesuaikan dengan sejumlah konsep perhubungan kelautan baik di negara masing-masing atau konsep kawasan yang sudah dilakukan seperti Poros Maritim Indonesia dan Konektivitas ASEAN 2025.

"Jadi tidak tiba-tiba ada satu konektivitas yang besar, tanpa ada satu konektivitas mendasar nasional, konektivitas regional. Oleh karena itu kemitraan dari masing-masing negara tetap kuat dan ASEAN Connectivity 2025 terus disebut sebagai salah satu basis dari kerja sama yang sifatnya regional," ucap Retno Marsudi.

Selain itu, jelas Menlu, beberapa kepala negara/pemerintahan dari sejumlah negara di Eropa mengatakan pola kerja sama global saat ini sudah berubah kepada arah kerja sama antarnegara berkembang.

(Bayu Prasetyo/ant)

Kompas TV Presiden Jokowi Hadiri KTT Jalur Sutra di Tiongkok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com