Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bapak Kapolri, Sikat Aja Radikalisme, Jangan Ragu..."

Kompas.com - 03/05/2017, 14:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes Polri, Jakarta, "kebanjiran" kiriman karangan bunga sejak Selasa (2/5/2017) petang. Hingga Rabu (3/5/2017), kiriman bunga terus berdatangan.

Berdasarkan informasi dari petugas yang berjaga di Mabes Polri, bunga yang sudah mereka terima lebih dari 200 papan.

Bunga tersebut dijajarkan di sepanjang pagar kompleks Mabes Polri hingga ke depan Museum Polri.

Bunyi tulisan di karangan bunga tersebut beragam, mulai dari dukungan dengan kalimat serius hingga ucapan yang "nyeleneh".

(baca: Mabes Polri "Kebanjiran" Karangan Bunga, Ini Komentar Kapolri)

Salah satu tulisan di karangan bunga yang bernada serius dikirim oleh Alumni SMA Asisi '97.

Isinya "Tegas itu teguh dalam asa. Jauh dari keraguan. Terima kasih Pak Tito, ketegasanmu mengawal Pilkada menumbuhkan rasa aman bagi kami. Kawal terus Pancasila dan NKRI. Kami yang mendukung Kepolisian Republik Indonesia".

Ucapan lainnya dikirim oleh "Kami yang Rindu Indonesia Damai" bertuliskan "Polri tegas!! Basmi radikalisme dan intoleran!! NKRI harga mati. People are behind you!! Kami tidak takut!!".

Kompas.com/AMBARANIE NADIA Hampir 200 karangan bunga berjajar memagari kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/5/2017).
Namun, tidak sedikit juga yang menulis kata-kata penyemangat dirangkai menjadi kalimat menggelitik.

Contohnya, karangan bunga yang dikirim oleh "Pendukung NKRI yang Paling Hitz".

Karangan bunga itu bertuliskan "Terima kasih Bapak Kapolri. Sikat ajaaaaa radikalisme pak.... Jangan ragu. Demi NKRI".

Ada pula yang menyertakan hashtag atau tanda pagar lucu seperti dalam karangan bunga "Gemg Timaritis 7".

Tulisannya berbunyi "Jenderal Tito dan Jenderal Gatot, kami dukung TNI dan Polri melawan aksi intoleransi dan anarkis. NKRI, Pancasila, dan UUD 45 harga mati!! #ojokasihkendormaaaassss #TNIPOLRIHARAPANBANGSA"

Karangan bunga lainnya yang mencolok dikirim atas nama "Linda Evans-Uruguay".

Papan karangan bunga tersebut cukup besar dengan latar belakang warna merah. Tulisan dalam karangan bunga itu "Presiden Jokowi, Kapolri Jend Tito Karnavian, Pangab Jend Gatot Nurmantyo, Tiga pilar kokoh penjaga NKRI. Titip jagain Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika ya pak. I love you, I love you, I love you".

Hal lain yang membuat ratusan karangan bunga itu menarik, yakni nama-nama pengirimnya. Beberapa karangan bunga dikirim atas nama individu, ada juga atas nama komunitas.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, salah satu nama pengirim yang nyeleneh, yakni "Macan Ternak" yang merupakan singkatan dari "Mamak-mamak Cantek Anter Anak".

Tulisan di karangan bunga mereka, yaitu "NKRI, Pancasila, dan UUD' 45 harga mati!!! Terima kasih TNI-Polri, Terima kasih Pak Tito sudah mengawal keutuhan negeri ini. Kami Macan Ternak mendukung Bapak. Jangan kasih kendor leeebbbaaasss!!!".

Ada juga kiriman dari "Genk Mami Pasar" dengan tulisan "Terima kasih telah menegakkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika".

Halaman:


Terkini Lainnya

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com