Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas untuk Petani Kendeng, 20 Orang Cor Kaki di depan Istana

Kompas.com - 24/03/2017, 15:54 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wafatnya Patmi (48), petani asal kawasan Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, mengundang solidaritas dari berbagai kalangan.

Sebanyak 20 orang melakukan aksi mengecor kaki dengan semen di depan Istana Negara sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan para petani Kendeng, Jumat (24/3/2017)

Mereka berasal dari kalangan pegiat HAM, aktivis lingkungan, dan mahasiswa. Orang-orang itu persis melakukan aksi yang sama yang dilakukan oleh Patmi dan 49 petani Kendeng selama hampir sepekan lalu.

Mereka duduk berdampingan dengan membentuk setengah lingkaran. Di depan 20 orang itu terdapat nisan tiruan yang bertuliskan nama Patmi.

(Baca: Solidaritas Kendeng di Kartasura Diwarnai Aksi Saling Dorong)

Kaki mereka dicor dengan semen dalam sebuah kotak kayu. Beberapa perempuan berdandan menyerupai Patmi.

Mereka mengenakan kain kebaya, selendang dan topi caping. Itu adalah pakaian khas para petani yang selalu dikenakan Patmi saat melakukan aksi cor kaki.

Koordinator aksi, Adi Wibowo dari Konsorsium Pembaruan Agraria mengatakan, kabar wafatnya Patmi justru memperluas dukungan bagi perjuangan petani Kendeng dalam mempertahankan tanahnya dari ancaman pabrik semen yang dinilai merusak lingkungan.

Menurut Adi, meluasnya aksi solidaritas di beberapa daerah tersebut memberikan pesan kepada Presiden Joko Widodo bahwa sebagian masyarakat menolak pembangunan yang merusak lingkungan.

"Dukungan solidaritas terhadap Patmi sebenarnya memberikan pesan bahwa masyarakat menolak pembangunan yang merusak alam, seperti yang terjadi di Kendeng," ujar Adi saat ditemui di sela-sela aksi.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Patmi berkerudung biru (48 tahun) salah seorang petani perempuan asal kawasan Pegunungan Kendeng yang melakukan aksi mengecor kaki di depan Istana Negara, Jakarta, meninggal dunia pada Selasa (21/3/2017) dini hari. Patmi mengalami serangan jantung dan meninggal dalam perjalanan dari kantor LBH Jakarta menuju Rumah Sakit St. Carolus, Salemba, Jakarta Pusat.
(Baca: Air Mata Petani Kendeng dan Prinsip "Sedulur Sikep" Menjaga Ibu Bumi)

Adi menuturkan, aksi solidaritas yang digalang oleh kalangan masyarakat sipil itu akan terus berlanjut hingga Presiden Jokowi memerintahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mencabut izin lingkungan PT Semen Indonesia.

Selain itu mereka juga menuntut pemerintah menghentikan seluruh kegiatan pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng.

"Pemenuhan pangan dan kebutuhan air lebih mendesak dibanding kebutuhan akan semen. Penambangan semen di wilayah karst akan menghilangkan sumber air para petani," kata Adi.

"Lagipula Asosisasi Semen Indonesia menyebut produksi semen surplus hingga 27 juta ton pada 2016," tandasnya.

Kompas TV Aiman mewawancarai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Apa yang Aiman temukan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com