BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah sudah melalui tahun 2016 dengan baik. Dia mengklaim banyak pihak yang memberikan apresiasi atas kerja keras pemerintah.
Namun, Jokowi mengakui ada beberapa sektor yang harus diperbaiki pada tahun 2017 dan 2018, salah satunya terkait ekonomi yang belum merata.
"Kita harus kerja keras mati-matian dalam rangka menurunkan angka kesenjangan kita, baik kesenjangan antar-wilayah, kesenjangan yang kaya dan miskin, yang ini menjadi concern besar pemerintah kita ke depan," kata Jokowi saat memimpin rapat kabinet paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1/2017).
Kesenjangan yang masih tinggi, lanjut Jokowi, bisa dilihat dari indeks kesenjangan pengeluaran penduduk Indonesia atau gini ratio.
Pada Maret 2016, indeksnya sebesar 0,39. Angka itu menurun dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar 0,41.
"Meski kita tahu angka gini ratio sedikit membaik, apa pun kalau kita lihat angkanya pada posisi yang tinggi," ucap Jokowi.
Dalam rangka mengurangi kesenjangan itu, Jokowi menekankan bahwa kebijakan redistribusi aset dan legalisasi tanah sangat penting.
Jokowi meminta Kementerian Agraria dan Tata Ruang segera "mengebut" sertifikasi terhadap tanah warga.
Ia juga meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mempercepat proses legalisasi hutan adat untuk masyarakat adat setempat.
Selain itu, Jokowi meminta penguatan program akses rakyat untuk mendapat modal.
"Tahun ini dan tahun depan KUR (kredit usaha rakyat) makin menjangkau luas masyarakat, makin besar jumlahnya, dan mudah diperolehnya. Asuransi juga harus diberikan, ditingkatkan, sehingga kita bisa mendorong keuangan inklusif," ucap Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar akses rakyat mendapat keterampilan diperluas dengan pendidikan kejuruan dan vokasional training.
Pemberian Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat juga diperluas bagi rakyat tidak mampu.
"Tadi malam saya telepon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar Kartu Indonesia Pintar bisa diberikan kepada semua anak yatim yang ada di negara kita dan segera ini bisa kita mulai," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.